Cara Kerja Relay Serta Komponen Dasar Penyusunnya!

Relay adalah saklar (switch) elektromekanikal yang dioperasikan oleh arus listrik dengan memanfaatkan prinsip elektromagnetik. Saklar ini terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (Coil) alias perangkat yang dapat menghasilkan gaya elektromagnetik dan Mekanikal yaitu satu set kontak yang operasinya dipengaruhi oleh kondisi komponen elektromagnet tadi.

Relay ini sangat mengandalkan prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar, sehingga hanya dengan arus listrik yang kecil, komponen ini dapat menghantarkan listrik bertegangan lebih tinggi. Agar lebih paham kenapa relay bisa seperti itu, kamu harus mengerti dulu tentang cara kerjanya.

Namun sebelum masuk ke penjelasan cara kerja relay, ada baiknya kamu tahu dulu tentang bagian-bagian yang ada di dalam relay. Hal ini dibutuhkan agar kamu bisa memahami konteks penjelasan kami ketika berbicara tentang cara kerja relay. Oke langsung saja, kami akan masuk ke pembahasan bagian-bagian dari relay.

Bagian-Bagian Relay

cara kerja relay
Diagram relay sederhana

Relay pada umumnya memiliki 4 komponen dasar untuk dapat bekerja dengan baik, keempat komponen tersebut adalah :

  1. Electromagnet (Coil); bagian ini berbentuk kumparan alias lilitan kawat yang bisa menimbulkan medan magnet ketika dialiri listrik (fenomena ini disebut elektromagnetik)
  2. Armature; sebuah lempeng logam yang dapat ditarik oleh medan magnet. Pergerakan armature oleh medan magnet ini akan merubah posisi kontak sehingga dapat menyambung atau memutus arus.
  3. Switch Contact Point (Saklar); Bagian ini yang menentukan output dari relay, terdapat dua titik Switch Contact Point, yaitu;
    • Normally Close (NC); Saat kondisi awal (saat coil tidak mendapat arus) titik ini berada di posisi CLOSE (tertutup/terkontak).
    • Normally Open (NO); Saat kondisi awal (saat coil tidak mendapat arus) titik ini berada di posisi Open (terbuka/tidak terkontak).
  4. Spring; bagian ini adalah per yang akan menarik kembali posisi armature ketika medan magnet ditiadakan.

Sekarang kamu sudah tahu bagian-bagian relay, seperti yang kami sampaikan di atas, kita sudah bisa masuk ke pembahasan tentang cara kerja relay.

Bagaimana Cara Kerja Relay?

Kamu bisa melihat pada gambar diagram relay sebelumnya, ketika tidak dialiri listrik atau saat kondisi normalnya, titik NO pada saklar dalam kondisi terbuka dan titik NC dalam kondisi tertutup. Nah ketika arus mengalir melalui coil, coil yang berupa lilitan kawat kumparan tersebut akan menimbulkan gaya elektromagnetik.

Medan magnet yang dihasilkan oleh coil akan menarik lempeng armature, sehingga ujung armature yang terhubung ke saklar akan turut bergerak dan secara otomatis mengubah posisi saklar. Di mana titik NO yang awalnya terbuka menjadi tertutup dan NC yang tertutup menjadi terbuka.

Ketika sumber listrik yang mengalir ke relay terputus dan arus yang mengalir ke coil berhenti, gaya elektromagnetik pun hilang. Spring akan menarik kembali armature ke kondisi semulanya dan titik di saklar pun kembali ke posisi awal.

Coil yang ada pada relay hanya membutuhkan arus kecil untuk menghasilkan gaya elektromagnetik, sementara armature dan saklar terbuat dari bahan yang mampu menghantarkan listrik bertegangan tinggi. Hal inilah yang membuat relay dapat menghantarkan listrik bertegangan tinggi hanya dengan arus listrik yang kecil.

Misalnya, kamu menggunakan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA. Ketika dialiri tegangan 5V saja, coil elektromagnet sudah bisa menggerakan Armature yang mampu menghantarkan listrik 220V 2A. Karena itu pada pengaplikasiannya, relay cenderung dipakai sebagai pengganti saklar biasa yang tidak mampu bekerja di listrik tegangan tinggi.

Nah itulah penjelasan kami tentang cara kerja relay, tentu saja jika bisa memahaminya, kamu akan tahu bagaimana cara memanfaatkan komponen ini secara maksimal. Semoga tulisan singkat ini membantumu.

Related posts