Fungsi Saklar (Switch), Jenis Serta Cara Kerjanya Dalam Rangkaian Listrik

Siapa pun pasti sudah familiar dengan istilah saklar, komponen listrik yang bisa ditemukan di mana-mana. Saklar biasa juga disebut switch adalah komponen elektronik yang mungkin dikenal pertama kali hampir semua orang dibandingkan dengan komponen lainnya. Keberadaannya tak terlepas dari fungsi sakelar yang begitu esensial.

Prinsip kerja saklar terlihat sangat sederhana. Faktanya, sangat sulit untuk mengatur sebuah sistem dan rangkaian elektronik tanpa fungsi saklar ini. Artikel ini akan membahasa lebih dalam tentang pengertian switch alias saklar, fungsi, cara kerja hingga jenis jenisnya. Simak penjelasannya.

Apa Itu Switch (Saklar)?

swtich adalah
Ilustrasi macam macam saklar

Switch adalah alat dalam instalasi listrik yang berfungsi untuk memutus dan menyambungkan arus listrik. Ketika saklar terbuka (kondisi OFF) maka arus yang mengalir ke rangkaian atau mungkin yang mengarah ke output akan terputus. Sementara, ketika saklar tertutup (kondisi ON) maka rangkaian terhubung dan arus pun mengalir.

Beberapa sistem elektronik menggunakan switch dengan kombinasi dan jenis tertentu. Dua bagian penting pada switch yang menentukan status koneksi suatu rangkaian listrik adalah pole dan throw. Istilah throw dan pole juga digunakan untuk menjelaskan variasi switch . Jumlah pole adalah jumlah rangkaian terpisah yang dikendalikan oleh switch. Jumlah throw adalah jumlah rangkaian terpisah yang dapat dihubungkan oleh switch. Kita akan lihat detil penerapan pole dan throw dalam penjelasan mengenai jenis-jenis switch.

Fungsi Saklar Pada Rangkaian Listrik

Secara sederhana, fungsi saklar dalam rangkaian listrik adalah untuk on/off arus yang mengalir, namun penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Variasinya juga dipengaruhi oleh jenis saklar yang digunakan.

Seperti misalnya kamu menggunakan saklar jenis selector switch, maka bisa saja saklar berfungsi untuk mengganti output sesuai keinginan. Karena saklar jenis ini dapat merubah arah aliran arus listrik sesuai cabang yang dipilih. Saat satu cabang terpilih On maka cabang lainnya akan off.

Atau kamu menggunakan Limit Switch yang dapat secara otomatis on dan off. Maka di sini kamu dapat memfungsikan saklar menjadi bagian dari prosedur keamanan, di mana dia akan off ketika mesin yang kamu buat mengalami gangguan yang membahayakan.

Nah itu dia penjelasan singkat terkait fungsi saklar. Intinya fungsi saklar adalah untuk memutus atau menyambungkan kembali arus listrik. Bagaimana tugasnya pada satu rangkaian listrik secara spesifik , tergantung pada cara penggunaanmu. Semoga membantu.

Jenis-Jenis Switch

Jenis Switch
Jenis Switch

Switch dibagi menjadi berbagai jenis berdasarkan beberapa kategori seperti pole dan throw, mekanisme kerja, dan switch elektronik. Kita akan lihat jenis-jenis switch pada masing-masing kategori tersebut.

Jenis Switch berdasarkan Pole dan Throw

1. Single Pole Single Throw (SPST)

SPST
SPST

Switch jenis Single Pole Single Throw(SPST) adalah switch on / off dasar yang hanya menghubungkan atau memutus koneksi antara dua jalur rangkaian listrik. Switch ini juga disebut toogle switch. SPST memiliki dua terminal yaitu satu input dan satu output.

Rangkaian SPST
Rangkaian SPST

Jika kita lihat pada rangkaian di bawah yaitu rangkaian sederhana switch dan lampu, maka dapat dilihat bahwa SPST mengontrol satu jalur (pole) dan menghasilkan satu sambungan (throw). Secara mudah SPST disebut switch on / off, ketika switch off arus tidak mengalir dan ketika on maka arus akan mengalir kemudian bola lampu pada rangkaian tersebut akan menyala.

2. Single Pole Double Throw

SPDT
SPDT

Switch jenis single pole double throw (SPDT) adalah switch tiga terminal, satu untuk input dan dua lainnya untuk output. SPDT akan menghubungkan satu terminal input bersama atau COM terminal ke salah satu dari 2 terminal output. Kita akan lihat contoh gambar berikut untuk melihat cara kerja SPDT.

Rangkaian SPDT
Rangkaian SPDT

Dalam rangkaian di atas, terdapat terminal input yang kita namakan common terminal atau terminal bersama yang menjadi jalur arus listrik dari sumber. Terdapat dua terminal output yaiut A dan B yang masing-masing terhubung ke lampu A dan lampu B. Switch jenis SPDT akan berfungsi memilih ke jalur mana rangkaian akan menyalurkan listrik apakah A atau B. Jika ke A maka lampu A akan menyala dan lampu B akan mati, begitu pula sebaliknya. Inilah konsep double throw yang dimaksud, yaitu ada dua jenis pilihan output yang diatur oleh switch.

3. Double Pole Single Throw

DPST
DPST

Switch Double Pole Single Throw (DPST) adalah switch dengan dua pole dan satu throw. Double pole berarti bahwa komponen ini memiliki dua switch yang identik, berdampingan, dan dioperasikan oleh satu mekanisme switch atau toggle tunggal. Dengan kata lain switch jenis DPST mengatur dua rangkaian berbeda dalam satu kali switch.

Rangkaian DPST

Kita lihat pada contoh rangkaian di atas yang menggunakan switch DPST. Terdapat dua rangkaian yaitu A dan B dengan satu switch jenis DPST. Switch pada rangkaian tersebut terlihat seperti dua switch SPST tapi jika menggunakan konsep switch DPST maka kedua switch tersebut dioperasikan bersama sama. Contohnya, jika switch di-set ke ON maka lampu dan LED akan menyala sementara jika di-set ke OFF maka lampu dan LED akan mati. Dengan model DPST tidak memungkinkan untuk lampu menyala dan LED mati atau sebaliknya.

4. Double Pole Double Throw

Rangkaian DPDT
Rangkaian DPDT

Switch Double Pole Double Throw (DPDT) adalah switch yang setara dengan dua switch SPDT. Switch ini mengoperasikan dua rangkaian terpisah (A dan B jika di gambar di atas), menghubungkan masing-masing dari dua input ke salah satu dari dua output. Posisi switch akan menentukan masing-masing input akan mengalir ke jalur yang mana dari dua output yang tersedia di masing-masing terminal. Pada rangkaian di atas ada dua pilihan switch akan mengalirkan arus yaitu apakah Lampu dan Buzzer yang akan menyala atau LED dan Speaker yang akan menyala.

Baca juga: Pengertian Resistor: Fungsi, Jenis, Simbol Dan Kode Warna

Jenis Switch berdasarkan Mekanisme Kerja

1. Single switch

"<yoastmark

Single switch adalah switch yang secara mekanis bekerja dengan konsep ON atau OFF secara permanen. Jika Switch ditekan ke posisi ON (1) atau ke posisi OFF (0) maka begitu pula yang terjadi pada rangkaian tersebut. Switch jenis ini adalah switch yang paling sederhana yang sehari hari kita jumpai.

2. Switch push button

Push Button
Push Button

Switch jenis push button memiliki konsep kerja kondisi ON dan OFF yang sementara yaitu hanya selama button ditekan lalu di tahan. Jika button dilepas dari tekanan maka switch akan kembali berada dalam posisi OFF. Switch jenis ini berfungsi untuk rangkaian digital atau rangkaian yang membutuhkan aliran listrik sebagai trigger atau sebagai signal untuk digunakan di rangkaian berikutnya.

3. Limit switch

Limti Switch
Limit Switch

Limit switch bekerja hampir sama seperti push button. Yang membedakan secara mekanis adalah 2 kondisi yang dapat diberikan oleh limit switch. Normally Open artinya switch berada dalam posisi OFF jika tidak ditekan dan akan dalam posisi ON atau menyambungkan rangkaian jika ditekan. Kondisi Normally Closed adalah sebaliknya, switch ini ada dalam posisi ON jika tidak ditekan dan dalam posisi OFF jika ditekan.

4. Slide switch

Slide switch
Slide switch

Slide switch adalah jenis switch yang biasa digunakan untuk konsep switch tipe SPDT. Switch ini memiliki tiga pilihan yang digerakkan secara digeser (slide). Sesuai dengan konsep SPDT maka switch ini dapat menentukan anda akan mengalirkan listrik ke arah mana. Terkadang switch model ini memiliki nilai tengah yang berarti switch tidak mengalirkan rangkaian ke output manapun.

Kesimpulan

Banyak sekali yang dapat kita pelajari dari satu komponen yang sangat sederhana ini. Walaupun sederhana, tapi setiap komponen dapat memiliki berbagai variasi dan model yang diperlukan untuk menjawab setiap kebutuhan dari perkembangan teknologi yang setiap harinya tentu semakin berkembang. Oleh karena itu kita perlu mempelajari basic dari setiap komponen dengan baik untuk dapat memahami cara suatu mesin atau suatu sistem bekerja dan kemudian dapat menggunakan komponen yang tepat untuk menjawab kebutuhan yang sesuai.

Related posts