Sebelum masuk ke pembahasan resistor variabel, mari ketahui dulu apa itu resistor secara singkat. Resistor alias hambatan atau tahanan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi atau mengatur arus listrik pada suatu rangkaian.
Agar terbayang apa yang dilakukan resistor saat diaplikasikan pada sebuah rangkaian, maka lihat rumus besar arus listrik berikut ini:
I=V/R I : Arus listrik V : Tegangan R : Resistansi
R atau resistansi adalah besarnya nilai hambatan resistor yang diaplikasikan pada rangkaian. Jika melihat rumus di atas, kita jadi tahu bahwa nilai R akan berbanding terbalik dengan besar arus (I). Artinya, semakin besar resistansi, maka semakin kecil arus yang mengalir.
Nah sekarang bayangkan output rangkaian adalah lampu LED. Jika resistansi dinaikkan, lampu LED akan meredup, karena arus listrik yang mengalir melemah. Jika resistansi diturunkan maka LED akan menyala lebih terang.
Lalu bayangkan lagi, jika hal tersebut kita terapkan di rangkaian amplifier yang berfungsi untuk menguatkan suara keluaran, seperti pada speaker yang kamu pakai untuk menyalakan musik. Jika resistansi turun maka suara musik mu akan lebih kencang; Sebaliknya, jika resistansi naik, maka suara musik mu akan lebih kecil.
Seru sekali kan, jika nilai resistansi bisa diatur secara fleksibel?
Maka di sinilah kita membutuhkan Resistor variabel. Lalu, apa itu resistor variabel?
Pengertian Resistor Variabel
Resistor Variabel adalah komponen elektronika yang mempunyai karakteristik seperti resistor namun nilainya bisa diubah-ubah alias tidak tetap. Cara mengubah nilai resistor ini bermacam-macam, ada yang diputar seperti pada tombol volume speaker milikmu, digeser dan lainnya.
Selain untuk pengatur volume, resistor variable bisa digunakan untuk tone control (Bass, Middle dan Treble), pengaturan besar tegangan dan arus, setting referensi tegangan atau sinyal, kontrol parameter alat seperti cahaya, kecepatan, frekuensi dan sebagainya.
Intinya, fungsi dari resistor variabel ini adalah untuk diaplikasikan pada bagian yang membutuhkan perubahan nilai resistansi yang mempengaruhi cara kerja alat tersebut.
Nilai Resistor Variabel
Berbeda dengan fixed resistor yang berkaki 2, resistor variabel memiliki tiga kaki. Dua kaki pinggir dan satu kaki tengah. Nilai resistansi default di kedua kaki pinggir merupakan nilai yang tertulis pada body resistor variabel.
Misalnya, tertera nilai 10kΩ maka resistansi di kaki pinggir (baik kiri dan kanan) selalu tetap yaitu sebesar 10kΩ. Kemudian nilai resistansi bisa berubah dengan acuan kaki tengah dengan kaki kanan dan posisi kaki tengah terhadap kaki kiri.
Agar mudah dimengerti, misalkan resistor bernilai 10kΩ yang dipakai ini adalah rotary potensiometer, di mana perubahan nilai resistansi dilakukan dengan memutar handle.
- Jika putaran handle mentok ke kanan maka nilai resistansi kaki tengah ke kanan akan bernilai maksimal yaitu 10kΩ, sedangkan kaki tengah ke kiri nol.
- Sebaliknya, jika putaran handle maksimal ke arah kiri, maka nilai resistansi kaki tengah ke kiri 10kΩ dan nilai resistansi kaki tengah ke kanan adalah nol.
- Jika tidak ada putaran, posisi handle ditengah maka nilai resistansi akan sama 10kΩ baik kanan maupun kiri.
Bisa disimpulkan, jika putaran handle dominan ke kanan, maka nilai resistansi kaki tengah ke kaki kanan akan lebih besar dari kaki tengah ke kaki kiri, begitu juga sebaliknya.
Karena kakinya yang berjumlah 3, simbol dari resistor variabel digambarkan menyerupai simbol resistor dengan tanda panah di tengahnya. Tanda panah tersebut mewakili kaki ketiga yang berada ditengah dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki-kaki pinggir. Berikut simbol resistor variabel yang umum digunakan:
Jenis-jenis Resistor Variabel
Dilihat dari perbedaan cara mengatur atau mengubah besar nilai resistansinya, resistor variabel dibagi jadi beberapa jenis sebagai berikut:
Rotary Potensiometer
Sudah sedikit disinggung di atas, bahwa rotary potensiometer adalah resistor variabel yang besar nilai resistansinya diatur dengan cara memutar handle langsung oleh tangan manusia. Biasanya, rotary potensiometer ini sering disingkat peyebutannya dengan “potensio.”
Penggunaan resistor variabel jenis ini cocok untuk pengaturan yang sifatnya dinamis dan butuh diubah selama pemakaian. Contohnya pengaturan volume dan pengaturan nada bass, middle dan treble pada audio amplifier. Biasanya, di alat-alat elektronik ditambahkan knob potensio pada handle agar dapat diputar lebih mudah.
Trimmer Potensiometer
Trimmer potensiometer atau sering disingkat dengan trimpot adalah jenis resistor variabel yang cara mengatur besar resistansinya diputar dengan menggunakan obeng. Bagian untuk memutar pada trimpot berbentuk lubang obeng dengan tanda plus atau minus seperti pada kepala skrup.
Penggunaan trimpot biasanya pada bagian yang pengaturannya bersifat semi tetap, sehingga tidak sering diubah selama pemakaian oleh pengguna. Aplikasi dari komponen ini bisa kamu temukan di pengaturan tegangan B+ pada power supply SMPS.
Slide Potentiometer
Slide Potentiometer adalah resistor variabel yang nilai resistansinya diubah dengan cara menggeser tuas, karena itu jenis ini juga sering disebut potentiometer geser. Walau sama-sama dipakai untuk bagian yang diatur secara fleksibel selama pemakaian, namun potensio geser ini dikenal memiliki tingkat presisi yang lebih baik dibanding potensio rotary.
Pada kehidupan sehari-hari, kamu bisa menemukan penggunaan potensio geser pada rangkaian pengatur nada multi band atau yang disebut dengan equalizer. Kamu dapat melihat setiap channel pada equalizer diatur menggunakan satu buah potensio geser.
Digital Potensiometer
Selain komponen analog, resistor variabel juga bisa menggunakan komponen digital berupa integrated circuit (IC). IC potensio digital yang paling umum digunakan adalah DS1669. Kamu dapat melihat cara kerjanya dengan membaca datasheet dari IC ini.
Itulah penjelasan singkat kami mengenai resistor variabel. Komponen ini akan sangat membantu jika kamu membuat alat yang membutuhkan pengaturan nila arus dan tegangan. Semoga membantu dan selamat mencoba pengaplikasiannya.