Pengertian Amperemeter, Bagian, Fungsi dan Cara Menggunakannya

Jika kalian suka mengutak-atik atau memang seorang teknisi elektronika, amperemeter adalah salah satu alat yang harus selalu ada di toolbox-mu. Kata ‘meter’ dalam penamaan suatu alat selalu diasosiasikan untuk menamai alat ukur, begitu juga dengan amperemeter yang merupakan salah satu alat ukur.

Apa yang diukur oleh amperemeter, dan bagaimana cara menggunakannya? Semua akan terjawab pada tulisan ini. Bagi kamu yang belum terlalu tahu tentang alat satu ini, silakan disimak penjelasannya.

Apa Itu Amperemeter?

amperemeter adalah
Gambar amperemeter

Amperemeter adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik pada suatu rangkaian listrik. Kita tahu satuan untuk arus adalah Ampere dan itu juga diambil untuk menamai alat satu ini. Penyebutan alat ini juga biasa disingkat dengan Ammeter.

Amperemeter bisa digunakan untuk mengukur arus, baik itu arus searah alias DC atau arus bulak balik alias AC. Pada penggunaannya, alat ini harus dipasang seri pada rangkaian yang diukur. Dengan desainnya yang menawarkan hambatan rendah, pengukuran tidak akan mengubah rangkaian yang diukurnya.

Komponen utama pada amperemeter adalah galvanometer yang merupakan instrumen berguna untuk mendeteksi keberadaan arus. Untuk bisa mengukur arus, dipasang resistor kecil secara paralel dengan galvanometer. Agar lebih faham, mari kita bahas komponen penyusun amperemeter.

Bagian-bagian Amperemeter

bagian amperemeter
Bagian-bagian amperemeter

Terdapat beberapa komponen pada amperemeter yang memiliki peranan masing-masing. Berikut adalah penjelasan dari komponen tersebut:

1. Galvanometer

Bagian utama dari amperemeter ialah galvanometer. Galvanoeter adalah alat yang dapat mendeteksi keberadaan arus listrik dan mengukurnya dengan memanfaatkan prinsip gaya Lorentz.

Sayangnya, galvanometer punya keterbatasan dalam pengukuran arus, yaitu hanya bisa mengukur arus dengan nilai sangat kecil. Nah, untuk memperbesar batas kemampuan pengukuran arus tersebut, dipasanglah resistor yang memiliki nilai resistansi sangat kecil secara paralel pada galvanometer.

2. Terminal Positif dan terminal Negatif

Karena dipasang seri, terminal positif pada amperemeter adalah tempat masuknya arus positif dan terminal negatif untuk jalan keluar negatif output dari rangkaian yang diukur.

3. Measuring Limit

Measuring limit atau batas pengukuran menunjukan nilai maksimal yang bisa diukur menggunakan amperemeter.

4. Maximum Scale

Maximum scale menunjukkan skala maksimum yang bisa ditampilkan di panel penampil.

5. Shunt Resistance

Shunt adalah komponen dalam amperemeter berfungsi untuk membuat jalur hambatan arus listrik rendah yang memungkinkannya melewati titik lain dalam rangkaian. Komponen inilah yang kami maksud dengan resistor kecil, dan dipasang secara paralel dengan galvanometer. Untuk mencegah penyimpangan saat pengukuran,  maka nilai resistansi shunt harus sangat kecil, sama dengan atau kurang dari 1 ohm.

6. Jarum penunjuk

Jarum yang menunjukkan nilai arus terukur ini terintegrasi dengan kumparan pada galvanometer sehingga ketika ada arus yang memutar kumparan, jarum pun ikut berputar dan menunjukkan besar nilainya. Pada Amperemeter digital, nilai arus ditunjukkan oleh angka digital yang ditampilkan pada display.

Apa Fungsi Amperemeter?

fungsi amperemeter
Salah satu fungsi amperemeter untuk mengecek rangkaian listrik

Ya, fungsi utama amperemeter adalah untuk mengukur arus. Namun dalam praktiknya ada dua fungsi amperemeter, yaitu:

Pengukur Arus

Fungsi paling utama dari amperemeter, yaitu untuk mengukur nilai arus yang mengalir pada suatu rangkaian listrik. Fungsi ini sangat membantu para teknisi dalam membuat atau mengidentifikasi rangkaian listrik mereka.

Cek kerusakan pada rangkaian listrik

Kemampuan amperemeter dalam mengukur arus secara tidak langsung juga bisa digunakan untuk kebutuhan lain. Seperti kita tahu, saat mendeteksi adanya nilai arus, maka kita tahu listrik mengalir ke titik yang kita ukur.

Hal ini dimanfaatkan untuk mengecek kerusakan pada rangkaian. Ketika ada komponen rusak, kemungkinan besar arus tidak akan mengalir pada komponen tersebut. Jadi, ketika kita menggunakan amperemeter di titik yang kita duga ada kerusakan dan tidak ada arus yang terukur, maka bisa disimpulkan ada komponen yang rusak atau konduktor terputus.

Cara Menggunakan Amperemeter

cara menggunakan amperemeter
Cara menghitung amperemeter

Di sini kami akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan amperemeter untuk melakukan pengukuran. Sebelum itu, perhatikan dan atur skala maksimal dengan  mendekati perkiraan arus yang akan diukur.

Skala yang terlalu kecil dapat menyebabkan kerusakan pada amperemeter. Sebaliknya, jika terlalu besar, maka ada kemungkinan pergerakan jarum akan sangat kecil sehingga kamu bisa salah duga tidak ada arus yang mengalir.

Berikut urutan langkah menggunakan dan cara membaca amperemeter:

  1. Atur knob skala maksimum mendekati perkiraan nilai arus yang terukur
  2. Pasang amperemeter secara seri dengan beban yang akan diukur.
  3. Nyalakan sumber listrik lalu baca jarum penunjuk skala yang bergerak diantara skala A.
  4. Jika kamu menemukan jarum bergerak terlalu cepat ke batas maksimum pengukuran, maka naikkan skala maksimumnya. Jika jarum bergerak sedikit namun tampak seperti tidak bergeser dari nilai 0 maka coba turunkan skala maksimumnya.

Urutan di atas dilakukan jika kamu menggunakan jenis amperemeter tanpa Clamp Ampere. Buat jenis amperemeter yang memiliki clamp ampere, kamu tidak perlu mematikan sumber listrik, lalu merangkai seri amperemeter ke beban. Kamu hanya perlu memasang clamp ke titik kabel yang ingin diukur dan amperemeter pun sudah langsung menampilkan hasil pengukuran.

Nah itulah beberapa informasi dasar yang perlu kamu tahu mengenai amperemeter. Alat ini seperti tools wajib jika kamu ingin mengutak-atik rangkaian elektronika, karena mengidentifikasi nilai arus merupakan langkah penting untuk mengetahui kinerja suatu rangkaian listrik.

Related posts