Kerangka Proposal: Manfaat, Urutan, dan Cara Membuatnya

caramesin.com-Menjadi mengikat jika kerangka desain digunakan sebelum penulis atau peneliti mengajukan proposal penelitian, itu adalah proposal untuk tujuan penelitian, kegiatan pendidikan atau pekerjaan atau bisnis. Kerangka desain juga dapat menjadi cara untuk menyusun proposal dengan lebih baik dan lebih akurat.

Proposal sendiri sering digunakan dalam pengajuan untuk mengesahkan kerjasama dengan pihak lain, misalnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan, permohonan pendanaan, sponsorship dan lain-lain.

Selain itu, satu jenis kerangka penelitian memiliki kerangka kerja yang berbeda. Proposal penelitian khusus sendiri sering digunakan untuk kegiatan penelitian. Hal ini dikarenakan penulis sebagai peneliti diwajibkan untuk mengajukan proposal sebelum melakukan penelitian.

Kami sekarang akan membahas secara rinci dalam artikel ini dan sepenuhnya membahas apa sebenarnya kerangka kerja untuk penelitian khusus atau proposal pendidikan. Tidak hanya itu, juga menjelaskan manfaat membuat kerangka desain, urutan kerangka desain, cara membuat kerangka desain sendiri. Yuk simak ulasan lengkapnya!

Daftar isi

A. Definisi Garis Besar
Mungkin kamu menyukainya
B. Manfaat kerangka desain

1. Buatlah proposal yang bulat dan sistematis
2. Hindari bagian yang hilang
Kepatuhan dengan persyaratan desain yang ada
4. Memudahkan penulis dalam mencari materi
C. Kerangka desain pesanan

1. halaman judul
2. Isi
Bab I PENDAHULUAN
Bab II – Tinjauan Sastra
5. Bab III – Prosedur
Bibliografi
7. Hubungkan
Mungkin kamu menyukainya
D. Cara membuat garis besar desain

1. Cari topik penelitian
2. Pelajari struktur proposal penelitian
Mulailah dengan menyusun garis besar
4. Pengembangan setiap bagian dari kerangka kerja
Buku yang direkomendasikan dan artikel terkait

A. Pengertian Kerangka Proposal

Secara umum, banyak orang memahami proposal sebagai teks yang disusun untuk menjelaskan kepada pembaca dan menggambarkan tujuannya. Ini adalah proposal penulisan yang harus dipersiapkan dengan cermat agar pembaca memahami dengan jelas tujuan penulis. Dalam dunia pendidikan dan penelitian, proposal dianggap sebagai rencana dewasa yang dikembangkan oleh seorang penulis atau peneliti untuk melakukan penelitian, dan kerangka kerja proposal harus dibuat untuk penelitian di lapangan dan dalam literatur.

Oleh karena itu, proposal ini biasanya menjelaskan jenis kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi berbagai aspek yang terlibat. Sebutkan latar belakang untuk menentukan topik kegiatan, bahan dan alat yang dibutuhkan, biaya yang dibutuhkan, dll.

Sebagai pedoman atau pedoman yang dirancang secara terstruktur sebagai gambaran kegiatan yang akan dilakukan, penulis atau peneliti harus menyusun proposal pada bagian demi bagian, bab demi bab, dan sebagainya.

Tata letak proposal itu sendiri berisi peraturan untuk setiap bab tanpa penjelasan lengkap. Ini memungkinkan Anda untuk menentukan berapa banyak bab yang disertakan dalam proposal di awal proposal. Selain itu, bab desain akan terdiri dari bagian berbeda yang cocok untuk referensi.

Kerangka khusus untuk desain penelitian, seperti penelitian, disiapkan untuk memperjelas deskripsi awal atau garis besar kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Struktur proposal sendiri menjadi penting sebagai cara untuk menjelaskan kegiatan penelitian secara rinci, bersamaan dan sistematis sehingga lebih jelas.

Kerangka proposal itu sendiri akan menjadi salah satu tahap penelitian yang paling penting. Ini karena begitu kerangka kerja disiapkan dengan baik, peneliti dan penulis lebih mungkin untuk membuat pengembangan di masa depan. Proposal kemudian akan memiliki struktur yang lebih lengkap dan menggambarkan kegiatan penelitian yang perlu dilakukan.

Penyusunan framework yang baik dan akurat pada akhirnya memiliki banyak implikasi penelitian, salah satunya terkait dengan efisiensi waktu. Hal ini dikarenakan peneliti dapat lebih fleksibel dalam mencari dan mengidentifikasi link berdasarkan kebutuhan setiap bab proposal.

Hal ini sangat berbeda dengan proposal penelitian atau penelitian yang tidak menggunakan framework. Pasalnya, jika tidak ada kerangka, penelitian dapat dilakukan tanpa perencanaan atau persiapan yang matang. Hal ini juga dapat membuat penelitian menjadi usang dan ada kemungkinan penelitian tersebut buruk atau tidak lengkap. Oleh karena itu, struktur proposal harus ditetapkan sebelum penelitian diusulkan, sehingga ada langkah-langkah dan jaminan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

B. Keuntungan dari kerangka proposal

Setelah membahas secara pasti apa itu skema desain, pada bagian ini akan dibahas secara detail manfaat yang dapat diperoleh dari membuat sketsa desain. Struktur proposal tentu memiliki tujuan yang sangat jelas. Hal ini sejalan dengan penjelasan di atas.

Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat penulis atau peneliti dapatkan, antara lain:

1. Buatlah proposal yang bulat dan sistematis

Seperti yang telah disebutkan, pada dasarnya ada banyak jenis proposal yang dapat diajukan, tetapi studi atau penelitian khusus memiliki aturan strukturalnya sendiri. Setiap bab dari kerangka penelitian harus mematuhi aturan struktural yang berlaku. Tujuannya adalah untuk melakukan survei terhadap penelitian lain yang memiliki kesamaan, meskipun topik yang disajikan berbeda.

Kerangka untuk studi penelitian memiliki keuntungan menjadi desain yang konsisten dan sistematis. Akibatnya, semua proposal yang digunakan dalam penelitian atau program penelitian dapat mengikuti aturan struktural yang dijelaskan di atas.

Proposal yang mengikuti aturan struktural ini bisa menjadi penting karena setiap bab memiliki urutan yang koheren. Oleh karena itu terdapat bab pendahuluan, bab dalam sebagai inti proposal, diikuti bab terakhir berupa daftar pustaka dan lampiran. Namun, jika kerangka desain disiapkan tanpa menggunakan kerangka kerja, kemungkinan besar kerangka tersebut tidak akan mematuhi aturan struktural yang berlaku. Selain itu, penulis atau peneliti akan melihat kebingungan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya urutan atau kerangka yang jelas yang digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Hindari bagian yang hilang

Harus jelas bahwa studi penelitian memiliki aturan struktural yang relatif ketat atau ketat, sehingga mengharuskan peneliti untuk mengikuti aturan yang ada. Tujuannya tentu saja terkait dengan penjelasan sebelumnya bahwa kerangka desain karena sebenarnya berfungsi untuk mencegah hilangnya bagian.

Dalam dunia penelitian, adanya bab yang hilang dapat menjadi indikasi kepalsuan penelitian, apalagi jika penelitian dilakukan dengan hibah dari suatu lembaga, yang tentu saja tidak masalah. Misalnya, jika suatu bab dihilangkan, proposal dapat dinyatakan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Format proposal sendiri biasanya ditentukan oleh pemberi hibah penelitian. Struktur proposal penelitian sebagai penelitian karenanya sangat berguna dalam menyelaraskan format umum dan ketentuan proposal penelitian. Ini akan mengurangi keberadaan bab yang terlupakan atau hilang.

3.Kepatuhan dengan persyaratan desain yang ada

Selain konsisten dan sistematis serta menghindari unsur-unsur yang hilang, kerangka proposal juga memiliki keunggulan sejalan dengan ketentuan struktural yang ada. Seperti penjelasan kerangka proposal pada paragraf sebelumnya, struktur proposal penelitian memiliki aturan yang jelas dan harus diikuti.

Struktur itu sendiri akan sangat memudahkan peneliti dalam menyusun desain yang strukturnya sesuai. Sementara itu, usulan juga akan disampaikan secara lebih tertib, teratur dan konsisten. Hal ini juga akan memperbesar peluang terjadinya serah terima hasil seleksi bila digunakan dalam proses mendapatkan dana hibah penelitian dari lembaga tertentu.

4. Memudahkan penulis dalam mencari materi

Secara umum, proposal tidak pernah menjelaskan pembahasan hasil penelitian. Proposal hanya memberikan gambaran tentang penelitian yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, proposal sendiri memiliki struktur yang hampir identik dengan laporan penelitian.

Dalam laporan penelitian, setiap bab memiliki landasan teori. Ia menyarankan perlunya referensi untuk memperkuat topik penelitian yang dipilih. Selain itu, menyusun skema desain juga akan memudahkan penulis dan peneliti untuk menemukan dan mengidentifikasi materi atau tautan.

C. Desain rangka kerangka

Ketika peneliti membuat kerangka desain, ada beberapa kerangka kerja yang perlu diperhatikan. Terutama dalam membuat proposal penelitian yang memiliki karakteristik ilmiah dan harus mengikuti aturan struktural yang berlaku. Berikut adalah daftar skema yang disarankan, termasuk:

1. halaman judul

Secara umum, urutan yang digunakan dalam kerangka penelitian hampir sama dengan urutan dalam laporan penelitian, yaitu. masing-masing dimulai dengan halaman sampul. Ingat bahwa halaman judul harus sesuai dengan informasi yang terkandung dalam proposal. Isi halaman judul diawali dengan kata proposal, termasuk judul penelitian.

Selain judul penelitian yang akan dilakukan, halaman judul juga perlu mencantumkan data diri penulis, mulai dari nama, NIDN atau NIDK bagi dosen, nama perguruan tinggi tempat peneliti kuliah atau mengajar, tahun ajaran, dan lain sebagainya sesuai ketentuan.

2. Isi

Urutan kedua dari sketsa desain adalah isinya. Pada bagian ini, kami akan menjelaskan tata letak halaman dari semua bab dalam proposal. Isinya sendiri biasanya mendahului bab pendahuluan. Meskipun proposal penelitian biasanya memiliki jumlah halaman yang terbatas, namun tetap perlu memberikan daftar isi untuk memudahkan pembaca mengevaluasi proposal tersebut. Misalnya, sebagai bagian RAB atau dasar teoretis di mana Anda dapat memilih topik penelitian. Di beberapa bagian, selalu terdaftar sebagai target. Oleh karena itu, konten digunakan untuk membantu pembaca masuk ke situs ini.

Bab I PENDAHULUAN

Kerangka kerja ketiga untuk desain penelitian adalah Bab I. Bab I disebut juga dengan bab yang berisi pendahuluan. Bab pendahuluan ini memiliki 4 subbab yaitu latar belakang, pemecahan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Bab II – Tinjauan Sastra

Selain itu, urutan keempat dari proposal adalah Bab II atau Tinjauan Pustaka. Bab tentang tinjauan pustaka ini terdiri dari berbagai subbab, mulai dari tinjauan pustaka, batasan konseptual hingga kerangka teori atau hipotesis. Pada bagian ini, peneliti akan menyertakan beberapa kutipan untuk memperkuat pilihan topik penelitian yang dipilih. Oleh karena itu, Tinjauan Pustaka harus diinterpretasikan dalam hal tinjauan pustaka dan batasan konseptual. Hal ini membuat literatur atau referensi lebih jelas dan pembahasan lebih spesifik.

5. Bab III – Prosedur

Selanjutnya terdapat bab kelima dari proposal penelitian, yang berisi penjelasan tentang metode penelitian yang terdiri dari beberapa sub bab. Beberapa subbab tersebut meliputi metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan dalam perancangan metode informasi penelitian dan metode pengumpulan data.

Hal ini mirip dengan menjelaskan teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang dikumpulkan. Penjelasannya disusun secara ringkas, padat dan akan memudahkan pembaca untuk memahaminya.

6. Bibliografi

Keenam dalam struktur proposal adalah daftar pustaka. Dalam daftar pustaka, dapat dikatakan bahwa semua referensi digunakan dalam menyusun proposal penelitian. Daftar pustaka itu sendiri dapat berisi tautan dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, artikel internet atau situs web, dan sebagainya.

7. Hubungkan

Sementara itu, urutan definitif kerangka desain penelitian agak saling melengkapi. Peneliti perlu melampirkan berbagai dokumen yang akan digunakan untuk melengkapi desain. Biasanya hanya satu halaman dengan satu dokumen.

D. Cara membuat garis besar desain

Di bagian terakhir artikel ini, kita akan membahas bagaimana membuat proposal penelitian yang baik dan akurat. Untuk membuat struktur yang baik, perlu mengikuti aturan struktural yang dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memfasilitasi pembuatan kerangka desain penelitian, termasuk:

1. Cari topik penelitian

Langkah pertama dalam mengembangkan kerangka kerja untuk desain penelitian adalah menemukan topik penelitian. Subjek investigasi memang merupakan masalah yang perlu ditangani. Topik penelitian dengan demikian dapat meninggalkan berbagai permasalahan yang ada disekitarnya.

2. Pelajari struktur proposal penelitian

Langkah selanjutnya adalah membuat outline desain, yaitu mempelajari struktur desain penelitian. Struktur penelitian bertujuan untuk mengetahui apa saja bab dan isinya. Penulis atau peneliti juga harus memahami struktur proposal penelitian sehingga dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

3.Mulailah dengan menyusun garis besar

Setelah memahami struktur proposal penelitian, langkah ketiga dalam membuat sketsa desain adalah mulai menulis proposal penelitian. Peneliti biasanya menggunakan kertas atau dokumen Ms Word non-baru dan kemudian menulis setiap bab sesuai dengan urutan studi yang dipelajari.

Idealnya, urutan setiap bab dalam garis besar desain harus sesuai dengan struktur umum yang berlaku untuk desain penelitian. Namun, setelah format desain ditentukan, format tersebut dapat menjadi kerangka kerja yang siap untuk membuat desain yang lengkap.

4. Pengembangan setiap bagian dari kerangka kerja

Setelah menyelesaikan sketsa untuk setiap bagian proposal, langkah keempat adalah mengembangkan setiap bab dan subbab yang ada. Proses pembuatan bab sendiri berlangsung dalam penyusunan isi proposal penelitian yang lebih lengkap.

Demikian penjelasan mengenai struktur desain, struktur desain pasir, mulai dari halaman judul, isi, bab I atau pendahuluan, bab II atau tinjauan pustaka, bab III atau metodologi penelitian, daftar pustaka dan tautan. Penjelasan dalam artikel dapat memudahkan siapa saja untuk membuat sketsa draf. Kerangka yang baik untuk proposal karena itu akan meningkatkan proposal dan meningkatkan kemungkinan penelitian disetujui.

Related posts