Di dunia industri, pemeliharaan dan perbaikan pada peralatan pabrik (maintenance) merupakan hal yang wajib. Selain pabrik memiliki pace kerja yang cepat, kebutuhan akan produksi juga harus presisi dan memiliki kualitas yang baik. Sehingga maintenance merupakan sebuah keharusan bagi pelaku industri.
Sayangnya, masih banyak industri yang menyepelekan pemeliharaan pada asetnya. Padahal perbaikan atau pemeliharaan pada aset dapat menunjang kualitas dan kuantitas produksi perusahaan industri mereka.
Kali ini, kami akan membahas salah satu dari empat maintenance yang ada, yaitu corrective maintenance. Di bawah ini terdapat pengertian, jenis, keuntungan dan kapan harus memberlakukan corrective maintenance, simak!
Pengertian Corrective Maintenance
Dilansir dari website ftmaintenance.com, corrective maintenance adalah sebuah perawatan yang bertujuan untuk memperbaiki aset saat komponen berjalan kurang optimal atau terjadi kerusakan. Perawatan corrective dilakukan setelah terjadinya kerusakan pada aset.
Sedangkan menurut Patrick dalam bukunya yang berjudul “Practical Reliability Engineering”, corrective maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas mengalami kerusakan dan gangguan sehingga peralatan tidak dapat digunakan dengan semestinya.
Dalam definisi Patrick, corrective maintenance mempunyai pengertian yang mirip dengan kegiatan reparasi atau perbaikan.
Jenis perawatan ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan memperbaiki kerusakan pada peralatan industri. Sehingga, kerusakan tidak terulang kembali di masa mendatang dan mendapat perbaikan yang cepat dan efisien. Corrective maintenance juga berkaitan dengan breakdown dan reactive maintenance.
Terdapat dua klasifikasi corrective maintenance berdasarkan perencanaannya, yaitu; Planned Corrective Maintenance (sesuai rencana) dan Unplanned Corrective Maintenance (tidak terencana).
Jenis Tindakan Corrective Maintenance
Buku “Engineering Design Handbook: Maintenance Engineering Techniques” membagi corrective maintenance ke dalam lima jenis, yaitu:
1. Perbaikan: Restorasi pada komponen mesin sehingga dapat kembali beroperasi.
2. Pemeriksaan: Secara rutin mengidentifikasi masalah dan menghindari terjadinya kerusakan
3. Salvage: Penggantian komponen yang rusak dan tidak punya akses reparasi. Kemudian, menggantinya dengan sisa komponen dan mesin yang lain.
4. Perawatan: Setelah reparasi, mesin dan komponen yang rusak juga perlu perawatan dan pemeliharaan.
5. Perakitan ulang: Perbaikan pada aset yang benar-benar rusak sampai dapat beroperasi kembali seperti sediakala. Perakitan ulang mencakup pembongkaran, pemilahan, perbaikan, dan perakitan kembali.
Alasan Melakukan Corrective Maintenance
Berikut adalah keuntungan corrective maintenance yang perlu kalian ketahui:
1. Mengurangi waktu untuk perencanaan
Penyebabnya karena corrective maintenance tidak perlu perencanaan khusus. Beda halnya dengan preventive maintenance dan condition based maintenance yang memerlukan inspeksi rutin serta pencatatan yang tepat.
2. Meningkatkan fokus para staf
Pada dasarnya, komponen perlu corrective maintenance hanya ketika terjadi kerusakan yang berarti. Sehingga para staf bisa berfokus dengan perencanaan pemeliharaan pada aset lain yang lebih penting.
3. Menghemat biaya
Corrective maintenance juga dapat menghemat biaya pemeliharaan. Karena dalam corrective maintenance, komponen tidak perlu perbaikan, sampai benar-benar butuh. Maka biaya bisa terhemat karena tidak adanya pengeluaran.
Kapan Harus Melakukan Corrective Maintenance?
Perusahaan bisa melakukan corrective maintenance jika; saat pemantauan lewat CBM (Condition Based Monitoring), terdeteksi sebuah kerusakan atau malfungsi pada sebuah aset. Untuk melakukan CBM biasanya memerlukan alat-alat yang serupa pada prinsip Preventive maintenance.
Yang kedua, jika ketika inspeksi rutin didapati bahwa sebuah mesin berjalan dengan kurang optimal. Kerusakan yang ada dapat terasa saat kinerja sebuah aset tidak stabil dan harus segera diperbaiki
Ketiga, saat sebuah komponen dalam mesin rusak. Hal ini sesuai dengan prinsip RTF atau Run-to-Failure. Yang mana sebuah komponen akan digunakan sampai benar-benar rusak dan harus diganti atau diperbaiki.
Baca juga: Apa Itu Breakdown Maintenance?
Sebenarnya, corrective maintenance merupakan strategi yang baik. Dengan catatan, perbaikan atau reparasi komponen aset lebih mudah dan murah. Selain itu, dari yang kami lansir dari laman twi-global.com, para ahli menyarankan bahwa maintenance harus 80% bersifat preventif dan 20% corrective
Kesimpulan
Corrective maintenance berarti perbaikan pada suatu aset yang telah rusak atau bekerja dengan kurang optimal. Definisi corrective maintenance secara umum juga erat dengan kegiatan reparasi atau perbaikan.
Agar corrective maintenance dapat berjalan secara efektif, staf harus memilah dengan betul mana yang aset yang memerlukan preventive maintenance dan mana yang memerlukan corrective maintenance.
Dengan memaksimalkan perencanaan corrective maintenance, industri dapat mencegah biaya pemeliharaan berlebih dan juga masalah keamanan yang terjadi di dalam pabrik.
Sumber Referensi:
getmaintainx.com/learning-center/corrective-maintenance/
ftmaintenance.com/maintenance-management/what-is-corrective-maintenance/
fiixsoftware.com/corrective-maintenance/