Banyak pemilik yang tidak berbuat apa-apa dan hanya menunggu sampai kecelakaan terjadi. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan puluhan hingga ratusan juta setiap bulannya untuk memperbaiki mesin yang rusak dan membenahi sistem keamanan di tempat kerjanya.
Padahal, semua itu bisa diminimalisir dengan mencegah dan melakukan pemeliharaan preventif secara berkala. Di sinilah peran penting preventive maintenance, yakni untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, baik untuk komponen mesin pabrik, atau para pekerjanya.
Preventive Maintenance dan Benefitnya
Preventive maintenance adalah serangkaian langkah yang berisi pemeliharaan terjadwal secara teratur. Pemeliharaan ini dirancang untuk meminimalkan bahaya di tempat kerja, kerusakan mesin, dan penundaan tak terduga lainnya yang dapat memengaruhi bisnis yang dijalankan atau keselamatan karyawan.
Jadwal pemeliharaan preventif membantu pemilik usaha untuk tetap update dengan status tempat kerja, mesin, kendaraan komersial, dan peralatan mereka. Selain mengawasi sistem dan peralatan perusahaan serta mengurangi kecelakaan di tempat kerja, preventive maintenance juga termasuk cara yang efektif untuk menghemat biaya. Silahkan baca apa itu preventive maintenance lebih detilnya.
Studi terbaru oleh Jones Lang LaSalle menyoroti bagaimana perusahaan telekomunikasi memperoleh pengembalian investasi (ROI) sampai 545% saat menerapkan pemeliharaan preventif secara tepat.
Menyiapkan jadwal preventive maintenance mungkin merupakan salah satu investasi jangka panjang. Selain karena biaya untuk pemeliharaan korektif bisa dikurangi, karyawan pabrik juga akan menghadapi lebih sedikit momen krisis.
Cara Membuat Jadwal Preventive Maintenance
Jadwal pemeliharaan preventif yang efektif memerlukan inventarisasi, perencanaan yang cermat, penelitian dan penetapan rutinitas pemeliharaan yang mudah dipahami dan difasilitasi. Berikut adalah beberapa langkah utama yang perlu diingat saat membuat jadwal preventive maintenance:
1. Inventarisasi alat
Langkah pertama adalah menginventarisasi mesin, peralatan, sumber daya, dan kendaraan dengan tepat. Perusahaan sebaiknya menjelajahi seluruh bagian ruang kerja, lokasi konstruksi, toko, pusat panggilan, dan area kerja lainnya, kemudian membuat daftar semua peralatan yang diperlukan agar bisnis berjalan secara efektif. Rencana pemeliharaan preventif yang efektif dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang perlu dijaga dan dipelihara.
2. Prioritaskan aset pemeliharaan
Setelah membuat daftar semua peralatan yang memerlukan perawatan rutin, langkah selanjutnya adalah memutuskan kapan tepatnya alat alat tersebut akan diperbaiki. Pertimbangkan peralatan yang memiliki pengembalian investasi tertinggi dan yang paling sering digunakan.
Sebuah perusahaan konstruksi, misalnya, menggunakan ratusan mesin yang berbeda untuk proyek tertentu. Tetapi yang paling sering mereka gunakan adalah buldoser dan ekskavator. Kedua mesin tersebut dapat didahulukan dalam hal pemeliharaan preventif karena termasuk alat yang umum digunakan dan bagian penting dari suatu proyek konstruksi.
Setelah mengetahui mesin apa yang perlu diservis dan memprioritaskannya berdasarkan ROI dan frekuensi penggunaan, maka saatnya mulai menyusun rencana preventive maintenance.
Langkah ini penting karena memungkinkan perusahaan untuk fokus pada aset bisnis yang paling memiliki dampak. Hal ini juga dapat menghemat waktu dalam menilai peralatan yang tidak terlalu berpengaruh pada produktivitas dan profitabilitas perusahaan.
Secara umum, peralatan yang paling diuntungkan dari jadwal perawatan preventif adalah mesin yang:
- Sangat penting untuk fungsi operasi dan keberhasilan perusahaan
- Memiliki mode kegagalan yang dapat dicegah dengan perawatan rutin
- Memiliki biaya perbaikan dan penggantian yang tinggi
- Lebih cenderung gagal seiring berjalannya waktu
3. Kumpulkan data historis aset peralatan
Setelah memiliki gambaran kasar tentang peralatan mana yang akan disertakan dalam rencana pemeliharaan preventif, inilah saatnya untuk mengumpulkan data yang berisi kerusakan dalam beberapa tahun terakhir. Verifikasikan jenis masalah apa yang sering terjadi pada setiap aset dan seberapa sering.
Ini akan memberikan kalian beberapa perspektif tentang berapa banyak yang harus dikeluarkan untuk melakukan pemeliharaan preventif. Kalian juga harus mempertimbangkan usia aset dan tingkat depresiasi.
4. Buat daftar tugas pemeliharaan preventif
Mulailah untuk mempersiapkan prosedur terperinci untuk pemeliharaan preventif secara rutin untuk setiap peralatan. Jelaskan seberapa sering pemeliharaan ini perlu dilakukan dan buatlah catatan pertanyaan, pengamatan, dan umpan balik untuk kemudian disimpan sebagai referensi di masa mendatang.
Cobalah untuk berbicara dengan orang-orang yang sering menggunakan peralatan tersebut. Dapatkan umpan balik dari pekerja terkait kondisi mesin atau peralatan saat dioperasikan dalam kondisi kerja tertentu. Kumpulkan informasi mengenai seberapa sering kerusakan dan malfungsi terjadi untuk peralatan tertentu.
Setelah memiliki informasi ini, pertimbangkanlah untuk membuat daftar periksa perawatan yang komprehensif untuk seluruh fasilitas. Jika mungkin, kalian bisa mendigitalisasi daftar periksa sehingga memudahkan karyawan di lapangan untuk menyelesaikannya sekaligus mempermudah kalian dalam menyimpan catatan pemeliharaan yang terperinci.
Bukan ide buruk untuk menyertakan catatan tambahan untuk tugas-tugas tertentu sehingga teknisi tahu persis apa yang harus mereka lakukan.
5. Pelacakan dan modifikasi
Membuat dan menerapkan jadwal preventif maintenance merupakan keputusan yang tepat dan cerdas. Tetapi, jika kalian tidak memantau dan mengubah jadwal, kalian bisa saja melewatkan sesuatu.
Jika kalian melihat sebuah mesin yang baik baik saja dan tidak mengalami kerusakan dalam jangka waktu tertentu, kalian dapat mengubah jadwal sehingga kalian tidak menghabiskan waktu untuk merawat peralatan yang tampaknya berjalan dengan baik. Sebaliknya, jika kalian melihat mesin lain mengalami kerusakan meskipun telah dilakukan perawatan rutin, kalian dapat menyelidiki lebih lanjut dan mencari tahu penyebab mesin tersebut terus-menerus mengalami masalah—lalu perbaharui rencana jadwal preventive maintenance berdasarkan hal tersebut.
Saat tim pemeliharaan sudah terbiasa dengan alur kerja berdasarkan jadwal, kalian harus tetap memantau kemajuan dan membuat penyesuaian.
Seperti yang telah dipaparkan, salah satu jebakan ialah menjadwalkan terlalu banyak pekerjaan dan memberikan terlalu banyak perhatian pada aset yang tidak membutuhkannya. Jika mendapati hal yang seperti ini, silahkan koreksi.
Dengan program pemeliharaan preventif awal, kalian secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada karyawan untuk membuktikan dampak signifikan preventive maintenance pada laba perusahaan dan alur kerja operasi.
Sebagai penutup, kami melampirkan 2 contoh preventive maintenance. Semoga apa yang disampaikan di artikel ini bisa membawa manfaat pada para pembaca. Sekiranya ada yang kurang tepat atau sulit difahami, silahkan ditanyakan melalui kolom komentar.