Sistem hidrolik adalah perangkat konversi energi yang menggunakan fluida berupa zat cair untuk melipatgandakan tenaga pada output. Jika kamu pernah melihat alat yang disebut lengan Hidrolik, nah kamu pasti paham seberapa besar tenaga output yang kami maksud.
Jika kamu berpikir membutuhkan tenaga yang sangat besar untuk menggerakkan lengan hidrolik, maka kamu salah. Kekuatannya berasal dari manipulasi momentum yang memungkinkan sistem hidrolik dapat mengangkat beban berat dengan menggunakan tenaga yang kecil.
Secara sederhana, cara kerja sistem hidrolik adalah ketika tenaga dorongan yang diberikan input power oli di dalam saluran hidrolik akan diteruskan oleh oli untuk dikonversi menjadi gerakan mekanis melalui aktuator.
Apa Saja Komponen Sistem Hidrolik?
Nah untuk menjalankan cara kerja ini, ada sekitar 8 komponen penyusun sistem hidrolik, yaitu:
1. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik menjadi input power pada sistem hidrolik, komponen ini lah yang berperan sebagai sumber tenaga untuk memulai mekanisme sistem. Fluida hidrolik bisa mengalir oleh pergerakan pompa sehingga memungkinkan timbulnya tekanan hidrolik yang menggerakkan aktuator.
Namun, dibutuhkan tenaga dari luar untuk menggerakkan pompa hidrolik. Pada alat-alat berat digunakan mesin diesel sebagai penggerak pompa hidrolik. Sedangkan untuk perangkat hidrolik kecil, motor listrik sudah cukup sebagai penggerak pompa hidroliknya.
Ada tiga tipe pompa hidrolik yang biasa digunakan, yaitu:
- Tipe gear pump, tipe ini memicu aliran hidrolik dengan memanfaatkan pergerakan dua roda gigi.
- Tipe piston pump, tipe ini bekerja mirip dengan kompresor, yaitu dengan menghisap fluida ke dalam silinder dan piston akan mendorongnya melalui katup outlet untuk menciptakan aliran fluida.
- Tipe vane pump, cara kerja tipe ini mirip pompa air rumahan yang memanfaatkan kipas pada sebuah rotor untuk menghisap fluida saat berputar yang kemudian dialirkan kembali.
2. Valve (Katup)
Ada beberapa jenis Valve yang digunakan dalam sistem hidrolik, penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dari desain sistem yang dibuat. Berikut beberapa valve yang umum dipakai pada sistem hidrolik:
- Directional control valve adalah katup pengontrol arah yang bekerja seperti pintu yang akan menutup atau membuka untuk mengarahkan aliran fluida ke output tertentu. Control valve ini bisa ditemukan pada sistem hidrolik yang menggunakan lebih dari satu tabung hidrolik (multi actuator), contohnya lengan excavator.
- Sequence valve, katup yang berfungsi untuk mencegah tabrakan antar saluran dalam sistem dengan memastikan saluran hidrolik telah maju sepenuhnya sebelum saluran lain bergerak.
- Relieve valve, ketika tekanan fluida berlebihan, katup ini akan mengalirkan fluida ke reservoir.
- Regulating valve, katup yang berfungsi untuk menjaga stabilitas dari tekanan hidrolik di titik tertentu.
- Check valve, memastikan tidak ada aliran balik fluida dari actuator ke pompa. Sehingga arah aliran fluida selalu searah ke aktuator.
3. Reservoir tank
Reservoir tank adalah tempat untuk menyimpan cadangan fluida. Untuk memastikan kerja dari sistem stabil, dibutuhkan cadangan fluida yang siap membackup ketika aliran fluida dari pompa. Selain itu, para teknisi juga biasa memeriksa kondisi fluida apakah dalam kondisi baik atau tidaknya dari fluida yang ada pada tanki ini.
4. Selang Hidrolik
Selang hidrolik dibutuhkan untuk unit penyalur yang mengalirkan fluida di dalam sistem. Namun selang yang digunakan adalah selang khusus yang mampu bertahan di dalam tekanan tinggi. Kebanyakan selang yang digunakan berbahan logam.
5. Fluida Cair
Seperti yang kita bahas tadi, pada dasarnya cara kerja sistem hidrolik hanya memindahkan energi dari pompa ke aktuator. Nah, dalam hal ini fluida jenis cair seperti air dan minyak bisa digunakan sebagai penghantar energi dari pompa ke actuator. Sebenarnya, kamu bisa menggunakan zat cair ataupun gas sebagai fluida. Namun, oli hidrolis cair dipilih karena molekulnya lebih besar serta memiliki ketahanan panas yang baik, sehingga mampu diberi tekanan tinggi tanpa bocor.
6. Filter
Seperti sebutannya, filter berfungsi sebagai penyaring. Komponen ini memastikan tidak ada kotoran yang ikut terbawa dalam aliran fluida dan masuk ke saluran hidrolik.
7. Oil cooler
Beberapa jenis sistem hidrolik, membutuhkan yang namanya oil cooler. Fungsinya untuk menjaga suhu fluida agar tidak terlalu panas. Fluida yang diberi tekanan tinggi suhunya akan meningkat sehingga butuh didinginkan, agar panasnya tidak berlebih. Karena fluida yang panas akan mengalami penurunan kualitas dan juga berisiko merusak komponen lain di dalam sistem.
8. Aktuator
Nah unit aktuator adalah muara dari sistem hidrolik. Bagian ini berfungsi mengubah energi yang tekanan fluida menjadi gerakan mekanis yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Ada dua macam unit aktuator yang umum digunakan, yaitu:
- Tipe piston (tabung), tipe ini adalah jenis aktuator yang paling sering digunakan. Pada tipe ini, tekanan fluida akan membuat piston di dalam tabung bergerak maju/searah. Gerakan piston tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan benda. Contoh dari penggunaannya adalah pada, lengan excavator, car lift, crane dan sistem rem hidrolik.
- Tipe rotary, actuator tipe ini akan berputar ketika diberikan tekanan fluida. Contoh penggunaannya adalah torque converter pada sistem transmisi otomatis mobil.
Demikianlah penjelasan kami untuk komponen-komponen sistem Hidrolik. Setiap komponen memiliki peranannya masing-masing untuk kerja sistem secara keseluruhan.