Iptu Ricky Marzuki saat wawancara telepon dengan Kompas.com, Selasa (14 Juni 2022) malam. Sore itu, warga heboh melihat Arharuby membawa parang sambil mengamuk. Dia harus melemparkan parang ke mobil yang lewat. Pelaku tidak berpakaian atau telanjang pada saat itu. Tidak ada yang berani mendekati pelaku. “Kami datang ke TKP karena melihat seseorang dengan pisau tajam, saat itu pelaku dalam keadaan telanjang.
kata Ricky
Dia dan pejabat lainnya melakukan beberapa upaya untuk membujuk dan bernegosiasi dengan para pelaku. Namun, pelaku malah menyerang petugas. Polisi siap dengan senjata. Sebab, dia khawatir pelaku akan menyerang warga. “Saya sudah mengerahkan seluruh Polri untuk mengevakuasi pelaku. Kami punya senjata untuk berjaga-jaga. Karena kami takut pelaku akan menyerang warga atau membawa anak-anak,” kata Ricky. Setelah dua kali pelaku mencoba menyerang, petugas berhasil ditangkap. Akhirnya, Ricky dan anak buahnya menemukan keluarganya. Petugas bertemu dengan kakak tertua pelaku untuk berunding dengan pelaku. Setelah diyakinkan oleh saudaranya, pelaku menjadi tenang dan menurut.
Tersangka masuk ke rumahnya dari papan berukuran 3×5 meter. Sang pencipta segera meletakkan keris itu. “Saat itu pelaku membuat benjolan seperti hati yang mirip organ tubuh saudaranya,” kata Ricky. “Tapi ketika dia menyerang, dia juga meraih (jantungnya). Dia bilang ‘mau apa, ini yang kamu mau, hati anakku, aku ambil’,” tambahnya. Setelah itu, kata Ricky, pelaku bisa ditangkap. Namun, anak berinisial F yang diketahui tinggal bersama pelaku belum ditemukan. Polisi kemudian mencari anak tersebut di sekitar rumah pelaku. “Kami bersama warga mencari anak pelaku di belakang rumahnya, yang merupakan hutan kecil di dekat bantaran sungai Siak. Jadi di sana warga menemukan bagian tubuh korban. Itu adalah organ (jantung) korban. anak laki-lakinya Kami yakin pelaku membunuh anaknya,” kata Ricky. Polisi langsung menggeledah bagian tubuh korban lain dan menemukannya di dekat bantaran sungai. Petugas langsung membawa pelaku ke rumah sakit. Setelah itu, petugas terus melakukan penggeledahan. .. untuk organ tubuh korban, yang hanya ada di sana pada malam hari.” Kami menemukan beberapa organ korban. Jenazah korban kami temukan pada pukul 17.30 WIB. Karena saat itu sungai sedang tinggi, tempat dia membuang organ tubuh korban berdiri. Setelah air surut saat matahari terbenam, kami mencari lagi dan menemukannya,” kata Ricky. Namun, masih ada bagian tubuh korban yang belum ditemukan. Bagian tubuh yang ditemukan sudah dikubur. Saat tanda-tanda ODGJ muncul, petugas dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Tampa (RSJ) Kota Pekanbaru untuk observasi psikologis. Di sisi lain, saat pelaku menikam anaknya, Ricky mengatakan tidak ada satu pun penghuni rumah pelaku yang mendengar kabar darinya. Pasalnya, saat ini warga belum mencurigai pelaku. Pelaku tinggal berdua dengan anaknya. Pelaku telah berpisah dengan istrinya sejak korban masih kecil. Pagi hari pukul 10.00 WIB, pekerja tersebut berkesempatan pergi bersama anaknya untuk membeli beras dan rokok. Setelah itu, pelaku menangkap udang dan menjualnya di warung. Korban yang duduk di bangku kelas 2 SD itu juga sempat meminjam uang dari anak ketua RT setempat. Namun pemiliknya melarang dan mengembalikan ikat kepala tersebut. “Anak ini kelas dua dan ingin naik kelas tiga. Kemudian saya tidak masuk sekolah karena ujian saya sudah selesai,” kata Ricky. Menurut dia, sekitar pukul 12.00 orang yang membunuh putrinya.
Pikiran sedih dan tidak bisa tidur
Ricky mengaku mengira benda yang akan diserahkan pelaku ke polisi adalah jantung anaknya. Ia sangat sedih melihat nasib anak itu. Dia bermeditasi lama untuk melihat peristiwa yang sangat sadis ini. “Saya sangat sedih melihat nasib anak itu. Mungkin memang demikian. Tapi saya pikir, karena seumur hidup saya belum pernah melihat mutilasi sadis.”
kata Ricky
Bahkan, dia tidak bisa tidur sepanjang malam memikirkan kejadian itu. “Aku tidak bisa tidur sampai tadi malam. Dia terus memikirkanku.” Tidak tidur sampai pagi. Saya tertidur setelah sholat subuh. Karena baru pertama kali mengalami hal seperti ini,” aku Ricky.
Pelaku bertanya pada anaknya
Saat berada di rumah sakit, Ricky mengatakan pelaku sudah tenang setelah menjalani perawatan. Ricky kemudian datang menemui pelaku dengan pakaian biasa. “Saya datang ke sini di rumah sakit dengan pakaian biasa. Anehnya, dia masih ingat saya meskipun dia tidak mengenakan pakaian resmi, bukan. Dia berkata, ‘Lalu kantor polisi tempat anak saya berada, dia berjanji untuk bertemu dengan saya. anak, “Lihatlah sendiri,” kata Ricky. “Lalu saya mengatakan kepadanya bahwa putranya sedang berobat. Dia kemudian tertidur dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Tampan di Pekanbaru.” Karena kami khawatir dia akan mengamuk lagi,” kata Ricky.
Tiga lapisan ikatan
Sebelum dibawa ke RS Tampan Kota Pekanbaru, pelaku mengamuk di RS Inhil Regency. Pelaku marah karena ingin melihat anaknya. Pelaku bahkan memotong borgol polisi tersebut. “Sebelum dilakukan tindakan medis, pelaku sempat kesal saat melihat anaknya. Itu sebabnya dia mematahkan borgol yang kami lihat di rekaman CCTV. Ranjang besi rumah sakit akan disingkirkan. Kami kemudian menarik kembali dan memasang kembali tiga lapis pelampung. Kami juga sudah meminta bantuan ke departemen forensik Inhil untuk pengamanan,” kata Ricky. Menurut laporan, perilaku pria bernama Arharuby (42) itu sangat sadis. Seorang warga Desa Tembilahan Barat, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, memotong anak kandungnya yang berinisial F (9). Bagian tubuh korban ditemukan berserakan di sekitar rumah pelaku.