Pasti kalian sudah familiar dengan meteran listrik. Benar, alat ini biasanya terletak di depan atau samping rumah. Selain berfungsi untuk menghitung dan membatasi penggunaan listrik, meteran listrik juga berfungsi sebagai pengaman untuk memutus jaringan listrik antara rumah dengan jaringan PLN ketika terjadi hubungan arus pendek.
Sebenarnya nama alat ini adalah bargainser. Sesuai namanya, bargain yang berarti penawaran atau persetujuan. Maksudnya, produsen listrik (dalam hal ini adalah PLN) menawarkan beberapa pilihan penggunaan maksimal daya listrik yang akan digunakan. Kemudian pelanggan akan memilih sesuai kemampuan membayar dan kebutuhan keseharian rumah tangga mereka.
Setelah itu, akan ada kesepakatan untuk pemasangan meteran listrik. Khalayak umum menyebut meteran listrik karena fungsi utamanya adalah untuk menghitung jumlah penggunaan listrik yang telah dipakai dalam kurun waktu satu bulan.
Pengertian Bargainser
Bargainser adalah suatu komponen berupa rangkaian listrik yang berperan dalam membatasi daya atau aliran listrik yang masuk pada suatu tempat. Hampir semua tempat memiliki bargainser untuk mengukur total daya yang digunakan untuk membayar tagihan listrik.
Bargainser biasanya terkalibrasi dalam unit penagihan, dan yang paling umum digunakan adalah Kilowatt (KWh). Total dayanya biasanya akan terbaca di setiap penagihannya.
Ketika kita ingin menghemat daya, bargainser dapat mengukur permintaan serta penggunaan daya maksimum dalam beberapa interval. Bargainser memiliki sistem pengukuran “waktu dalam sehari”, sehingga bisa mengukur total penggunaan daya dalam periode-periode tertentu.
Fungsi Bargainser
Seperti yang kita ketahui, fungsi dari bargainser yang utama adalah untuk mengukur penggunaan listrik bulanan supaya kita dapat membayar tagihan yang sesuai dengan pemakaian. Berikut ini adalah beberapa fungsi bargainser secara umum:
- Mengkalkulasi jumlah daya listrik yang digunakan pada periode tertentu
- Sebagai pembatas daya listrik yang digunakan sesuai dengan kontrak
- Dapat mematikan seluruh jaringan listrik jika ternyata pengguna menggunakan sirkuit yang tidak sesuai atau saat sedang ada perbaikan saluran listrik
Bagian Bargainser
Meskipun terlihat cukup kompleks, namun ternyata bagian pada bargainser tidak serumit itu. Sebenarnya, hanya ada 3 bagian dasar pada bargainser, yaitu circuit breaker, meter listrik, dan spin control. Berikut adalah penjelasannya:
1. Circuit Breaker (MCB)
Jika listrik rumah kalian tiba-tiba pernah mati dan kalian lihat tuas bargainser pada posisi off, Itu semua adalah peran dari circuit breaker. Circuit breaker berperan dalam memutus aliran listrik jika pemakaian listrik sudah melebihi kapasitas. Bagian ini juga akan memutus aliran listrik jika ada gangguan pada arus listrik.
2. Spin Control
Spin control bekerja dengan cara berputar saat pemakaian daya listrik terjadi. Semakin besar daya yang digunakan, maka semakin cepat pula putaran spin control.
3. Meter Listrik (KWh Meter)
Meter listrik berperan dalam menunjukkan total daya listrik yang telah dikonsumsi. Satuan unit yang digunakan pada meter listrik adalah KWh atau kilowatt. Kalian dapat melihat angka pada bagian ini sebagai penunjuknya.
Perlu diketahui sebelumnya, bahwa ketiga bagian ini saling berkesinambungan satu sama lainnya. Total daya yang dipakai akan tercatat pada meter listrik. Lalu, circuit breaker yang akan berperan dalam memutus aliran listrik jika terdapat masalah atau pemakaiannya telah melebihi kapasitas maksimum.
Jenis Layanan Bargainser
Bargainser atau meteran listrik di Indonesia ada dua layanan. Yaitu layanan pra bayar dan pasca bayar. PLN telah menentukan harga listrik dalam satuan kWh atau kilo Watt Hour (kilo watt jam). Artinya, setiap satu kWh kita akan membayar dengan harga tertentu. Penentuan harga ini dilakukan oleh Kementrian ESDM.
Harga dari listrik per kWh bervariasi. Untuk rumah tangga reguler seharga sekitar Rp 1.444,70 per kWh. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis layanan bargainser:
1. Bargainser Pra Bayar
Pra bayar yang berarti membayar dahulu untuk menggunakannya. Pembayaran listrik pra bayar dilakukan dengan cara membeli voucher listrik yang berisi angka-angka sebanyak 20 digit. Angka angka ini disebut token. Tak jarang pelanggan akan bilang kepada penjual untuk membeli token listrik. Token ini dimasukkan menggunakan tombol-tombol yang ada pada bargainser.
Lalu, bagaimana cara menghitung jumlah listrik yang bisa digunakan dari uang yang kita keluarkan?
Jika kita membeli voucher listrik sebesar 100.000, itu artinya 100.000 dibagi dengan 1.444,70 yang akan menghasilkan nila 69,22. Artinya, dengan uang 100.000 kita bisa menggunakan 69.220 watt. Bargainser untuk layanan pra bayar memiliki layar kecil untuk menunjukkan jumlah daya yang bisa dipakai dan tombol-tombol angka dari angka 0 hingga 9 ditambah dengan dua simbol panah untuk memasukkan angka-angka voucher listrik.
Selain tombol, tentu saja ada perangkat pembatas arus listrik yang berbentuk tuas kecil bernama MCB. Nilai MCB ini memiliki nilai bervariasi. Nilai tersebut menentukan seberapa besar daya listrik yang bisa digunakan di rumah kita. Besaran nilai MCB biasanya ditulis dalam angka berdampingan dengan huruf C atau CN. Misalnya C6. Karena tegangan listrik yang disediakan dari PLN adalah 220 volt, maka daya maksimal yang bisa digunakan adalah 6×220 atau sekitar 1320VA (VoltAmpere). Kisaran 1300watt.
2. Bargainser Pasca Bayar
Bentuk bargainser pasca bayar biasanya tidak mempunyai layar. Namun counter analog untuk menghitung penggunaan listrik. Berbeda dengan bargainser pra bayar, bargainser pasca bayar tidak memiliki tombol-tombol pada alatnya. Hanya ada MCB untuk membatasi penggunaan daya. Layanan listrik pasca bayar lebih mahal dari pada pra bayar.
Layanan ini lebih mahal karena ada biaya tambahan dengan perhitungan 40 jam nyala x daya yang terpasang x harga per kWh. Misalnya di MCB tertera C6, maka perhitungannya menjadi : 40 x 1,3 x 1.444,70 = Rp 75.124 (1,3 didapat dari 220V x 6A = 1.320, tapi PLN membulatkan dengan 1.300 watt.
Kemudian dibagi 1.000 untuk mendapatkan satuan kiloWatt. Jadi, jika rumah kita tidak kita tinggali, sekalipun listrik kita putus, maka tetap harus membayar listrik minimal sejumlah Rp 75.124,4.
Demikian adalah pembahasan mengenai bargainser mulai dari pengertian, fungsi, bagian, hingga jenisnya. Khusus untuk jenis layanannya, ada baiknya bagi pengguna untuk mengetahui terlebih dahulu rinican setiap layanannya. Mudah-mudahan artikel ini menambah pengetahuan pembaca dan bermanfaat dimasa mendatang.