caramesin.com-Tartar adalah lapisan gigi yang keras dan kotor. Sulit untuk menghilangkan karang gigi, bahkan setelah dibersihkan atau disikat berulang kali. Oleh karena itu, perawatan hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi.
Karang gigi biasanya tidak menimbulkan gejala atau masalah yang dapat mengganggu kesehatan atau fungsi gigi itu sendiri. Namun, karang gigi yang tidak dirawat dapat menyebabkan masalah pada gigi dan gusi Anda, seperti gingivitis atau gusi. neraka
Penyebab karang gigi
Karang gigi disebabkan oleh adanya plak gigi yang belum terangkat. Plak gigi sendiri merupakan lapisan tipis dan tipis yang terbentuk dari sisa makanan yang tertinggal dari gigi.
Plak gigi yang tidak dirawat dapat mengeras dan membentuk karang gigi, yang sulit dihilangkan hanya dengan menyikat gigi.
Faktor risiko untuk karang gigi
Meskipun hal ini terjadi pada semua orang, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko karang gigi, yaitu:
Merokok
Gigi jarang bersih
Jangan bersihkan mulut dengan obat kumur antibakteri
Konsumsi makanan atau minuman tinggi gula, seperti permen, kue, atau minuman ringan
Minum obat-obatan yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi Anda, seperti antihistamin atau dekongestan
Mulut kering, yang biasanya merupakan pembaruan dari pengobatan atau kondisi medis seperti Sjögren. sindroma
Pengobatan kanker berupa penyinaran kepala atau leher
Gejala karang gigi
Tartar dapat menyebabkan banyak masalah berikut:
Terbentuknya lapisan tanah keras berwarna kuning atau coklat di sepanjang garis persilangan
Perasaan berat di atas gigi
aku bernafas
Pembengkakan dan kemerahan pada penis
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda mengalami salah satu gejala di atas, konsultasikan dengan dokter gigi Anda. Pemeriksaan dini diperlukan agar karang gigi tidak menumpuk dan menimbulkan komplikasi. Selain itu, segera temui dokter jika Anda mengalami gejala gingivitis atau esofagitis, seperti:
Tenggorokan bengkak
Tindikan berwarna merah tua
Penetrasi menyakitkan saat disentuh
Perforasi mudah berdarah dengan sikat atau benang gigi (dental floss)
Anda juga harus segera memeriksakan diri ke dokter gigi jika mengalami gejala seperti bau mulut yang berlangsung lama (kronis).
Diagnostik karang gigi
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatan pasien. Dokter kemudian memeriksa mulut, gigi, dan gusi pasien.
Jika perlu, dokter Anda mungkin akan melakukan rontgen gigi untuk memeriksa kondisi gigi dan gusi Anda. Selain mencari karang gigi yang terlihat pada gusi dan gigi, rontgen juga bisa mendeteksi kerusakan yang bisa ditimbulkan karang gigi.
Perawatan karang gigi
Pasta gigi yang sudah mengeras dan berubah menjadi karang gigi tidak bisa dihilangkan hanya dengan menggosok gigi. Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan merekomendasikan untuk menghilangkan karang gigi.
Tartar adalah prosedur medis non-bedah (tanpa sayatan) yang menggunakan scaler, yaitu alat khusus untuk mengikis karang gigi. Agen kerak tersedia dalam versi manual dan ultrasonik.
Setiap jenis scaler memiliki fungsi yang sama. Namun, scaler ultrasonik lebih sering digunakan daripada scaler genggam. Ini karena scaler ultrasonik mempercepat proses menggaruk dan mengurangi risiko rasa sakit.
Beri tahu dokter Anda sebelum mengonsumsi karang gigi jika Anda mengonsumsi pengencer darah seperti heparin atau warfarin. Dokter Anda mungkin juga meresepkan anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul dari prosedur ini. Juga beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki reaksi alergi terhadap anestesi.
Komplikasi karang gigi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat karang gigi adalah:
GAT
Radang gusi
Periodontitis
Gigi hilang atau hilang
Abses gigi
Menghindari tartar
Karang gigi dapat dicegah oleh dokter gigi biasa di rumah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
Sikat gigi Anda setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride
Sikat gigi minimal sekali sehari dengan pasta gigi
Penggunaan obat kumur
Lakukan pemeriksaan gigi dan perawatan gigi setiap 6 bulan sekali
Makan makanan bergizi lengkap dan seimbang
Asap murni
Selain pencegahan karang gigi, pemeriksaan dan perawatan gigi dapat mendeteksi masalah gigi lebih awal dari setiap 6 bulan sekali. Pengobatan bisa lebih cepat dan risiko komplikasi bisa dihindari.