Mekanisme ini bermanfaat bagi organisasi, karena lebih banyak pihak yang terkait dengan kapitalisasi organisasi. Ini membuat model organisasi lebih stabil dan perbaikan administratif mungkin terjadi setelah beberapa waktu.
Seperti itu, pameran organisasi akan lebih baik dan lebih konsisten. Kelangsungan hidup organisasi akan lebih terjaga. Selain itu, masyarakat juga akan memiliki lebih banyak pilihan dalam berinvestasi saham.
Sejak pertengahan tahun 2019 hingga Oktober 2019, tercatat ada 42 perusahaan yang terdaftar di Bursa. Dari 42 emiten baru, 22 emiten mencatatkan eksekusi yang baik sejak listing pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 22 saham tersebut, penambahan modal atau potensi keuntungan yang diperoleh antara 1-1. 706%.
Untuk sementara, ada 20 emiten yang mencatatkan saham IPO yang lesu dengan koreksi dari 1% menjadi lebih dari 70%.
Keuntungan dan risiko berinvestasi dalam saham IPO baru
Keuntungan membeli saham IPO, antara lain.
-
Saham IPO gratis karena harga menyesuaikan dengan benchmark. Berbeda dengan saham yang diperdagangkan dalam waktu yang lama, dimana pembeli sendiri harus mengetahui berapa harga yang akan dibeli.
- Probabilitas keuntungan saham IPO tinggi, karena ditawarkan selama kondisi bullish.
-
Khusus untuk saham IPO, analisis dapat dibatasi hanya pada lingkup kepentingan pasar. Hal ini membuatnya berbeda dengan saham yang diperdagangkan dalam jangka waktu yang lama. Pembeli perlu memahami analisis dan strategi apa yang akan digunakan.
-
Keunggulan lainnya juga dapat berupa fleksibilitas waktu pembelian, tidak seperti saham yang sudah lama beredar di pasaran. Pembeli menentukan sendiri tanggalnya.
Risiko membeli saham IPO, antara lain.
-
Nasib atau alokasi pembelian saham IPO telah ditentukan. Sebagai ilustrasi, Orang A membeli 100 lot saham IPO tetapi hanya menerima 10 lot. Hal ini wajar karena jumlah lot ditentukan oleh penerbit, bukan pembeli.
- Ada kisaran seminggu sebelum penarikan. Artinya, bersedia menunggu sekitar seminggu sebelum waktu pengembalian dana.