Baru-baru ini membingkai upaya bersama Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan Jangjo, sebuah organisasi rintisan administrasi sampah modern. Ini juga merupakan upaya untuk mewujudkan budaya ramah lingkungan.
Kerja sama kedua perusahaan itu ditandai dengan penandatanganan MoU di kantor Indodax yang terletak di Sudirman, Jakarta Selatan.
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan bahwa Indodax akan terus berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), khususnya di bidang lingkungan, yang saat ini sedang dibahas. Oleh karena itu, Indodax juga ingin mengambil posisi untuk berpartisipasi.
“Isu Environmental, Social, and Governance (ESG) akhir-akhir ini banyak terdengar. Jadi, CSR Indodax kali ini fokus pada isu lingkungan dengan agenda mengangkut sampah terpilah dari kantor Indodax untuk kemudian dibawa oleh Jangjo untuk proses reusing. Pelaksanaan kegiatan CSR ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Indodax terhadap lingkungan,” beber Oscar.
Joe Hansen selaku CEO dan dermawan Jangjo mengatakan bahwa upaya terkoordinasi ini dibuat karena latar belakang yang kuat terkait dengan masalah sampah publik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah publik yang habis pada tahun 2021 akan mencapai 68,5 juta ton, di mana 17% (11,6 juta ton) di antaranya adalah jenis sampah plastik.
“Papan yang tidak ideal dan sampah yang tidak dipilah membuat sampah semakin menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di Jabodetabek sendiri saya melihat TPA Bantargebang akan melebihi kapasitasnya nanti. Kami sangat ingin. bergerak bersama untuk menyelesaikan masalah ini, sesederhana mulai memilah. Pemilahan bisa menjadi solusi untuk mengurangi sampah yang dikirim ke TPA, untuk meningkatkan jumlah sampah yang didaur ulang,” kata Joe Hansen.
Melihat kondisi kritis tersebut, Indodax akhirnya tergerak untuk menyelesaikan CSR bidang lingkungan dalam pengelolaan sampah dan memilih untuk membantu Jangjo.
“Kami, Indodax, menerima bahwa organisasi tidak hanya mengejar keuntungan. Organisasi yang layak adalah organisasi yang juga peduli terhadap lingkungan dan peduli pada lingkungan sosial. Saya percaya itu penting sejauh kita peduli untuk memulai aktivitas yang tulus, untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik. Kami di Indodax menerima bahwa setiap langkah kecil yang kami mulai dapat sangat mempengaruhi lingkungan kami,” tutup Oscar Darmawan.
Sebagai mitra Indodax, Joe Hansen mengungkapkan kebahagiaan dan apresiasinya kepada Indodax yang telah berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Joe juga berharap bahwa upaya terkoordinasi ini juga akan jangka panjang dan berkelanjutan seperti saat ini.
“Kami sangat berbahagia, atas partisipasi dan kontribusi Indodax terhadap lingkungan. Kami menyadari bahaya TPA sepenuhnya ada di mata kami, kami percaya akan semakin banyak perusahaan lain yang bergabung dalam pengembangan ini sehingga masalah sampah dapat kita selesaikan bersama-sama,” tutup Joe Hansen.
Sebagai data tambahan, Indodax adalah organisasi pertukaran aset kripto terbesar dan terpercaya di Indonesia yang memperdagangkan lebih dari 200 aset kripto dan melayani lebih dari 5,3 juta anggota dan anggota dapat bertransaksi mulai dari 10 ribu Rupiah.
Indodax memiliki counter disconnected yang dapat digunakan member untuk konsultasi yang terletak di fokus kantor Sudirman, Jakarta Selatan dan Sunset Road di Bali.