Jenis-Jenis Indikator Teknikal
- Moving Averages (MA). Kebanyakan trader forex manfaatkan Moving Average untuk menyadari arah tren. Keunggulan berasal dari indikator MA ini adalah penggunaannya yang dapat diatur bersama mudah, mudah mengukur pergerakan umumnya harga dalam jangka saat tertentu, dan menyadari tren pasar secara umum, beserta kecenderungan arah harga.
- Bollinger Bands (BB). Bollinger Bands adalah tidak benar satu indikator dalam forex yang dapat diunggulkan trader dikarenakan kemampuannya mendeteksi volatilitas dan kisaran pergerakan harga. Ciri khas berasal dari indikator BB adalah ada dua pita (upper bollinger band dan lower bollinger band) bersama pergerakan harga forex di dalamnya.
- Parabolic SAR. SAR merupakan kepanjangan berasal dari Stop And Reverse, agar indikator PSAR dapat diambil kesimpulan sebagai penanda area berhenti dan berbaliknya arah market. Keunggulan berasal dari indikator ini adalah memudahkan trader menyadari pasar dan menyadari tren, dan juga dapat digunakan untuk pair apa saja dan di timeframe berapapun.
- Ichimoku Kinko Hyo. Indikator Ichimoku ini diciptakan untuk menambahkan suatu deskripsi lengkap mengenai level support atau resistance, arah pergerakan tren, mengukur momentum, dan menambahkan sinyal trading yang dapat dieksekusi oleh trader forex untuk mendapatkan keuntungan. Perlu diketahui bahwa indikator Ichimoku ini terlampau baik untuk digunakan terhadap pair mata duit Jepang seperti USD/JPY, EUR/JPY, maupun GBP/JPY.
- Moving Average Convergence Divergence (MACD). Pada dasarnya, indikator MACD digunakan untuk membuktikan arah tren dan momentum pasar. Namun, MACD juga dapat digunakan lebih jauh untuk mengukur kebolehan tren yang sedang terjadi, menyadari momentum pasar, mendeteksi overbought atau oversold, sampai indikasi terjadinya divergensi (bullish atau bearish).
- Relative Strength Index (RSI). Indikator RSI ini banyak digunakan oleh trader cuma sebagai pemantau situasi bosan pasar. Padahal, RSI juga dapat digunakan untuk pilih tren pasar dan juga membaca divergensi sebagaimana MACD. Hanya saja, indikator RSI lebih mudah digunakan dikarenakan deskripsi harga dapat dicermati sebagai batas Low atau High terhadap saat tren berlangsung.
- Stochastic Oscillator. Indikator stochastic juga sebagai alat yang paling wajib ketimbang indikator lainnya, dikarenakan stochastic dapat digunakan sebagai parameter yang dapat memperkirakan tren pasar dan juga kecenderungan harga forex bersama terlampau detail. Karena udah teruji tingkat akurasinya, tak heran jikalau indikator ini udah digunakan sepanjang lebih berasal dari 50 tahun, baik oleh trader saham, forex, futures maupun komoditi.
- Money Flow Index (MFI). Penggunaan indikator MFI serupa bersama indikator Relative Strength Index (RSI), cuma saja MFI mempertimbangkan besarnya volume, bukan besaran harga sebagaimana RSI. Dengan menyertakan segi besaran volume maka indikator MFI lebih mencerminkan dinamika pergerakan pasar yang tidak cuma terpatok terhadap besaran harga saja.
Indikator Volume Dalam Forex
kenapa ini? Ini karena sifat pasar valuta asing yang terdesentralisasi, tidak seperti pasar saham, di mana volume perdagangan dapat dihitung di bursa saham. Namun, tidak ada salahnya para trader membiasakan diri dengan indikator volume sebagai bagian dari penerapan indikator teknikal.
Penggunaan indikator volume ini adalah untuk mendeteksi pasar yang sudah jenuh, mengukur kekuatan tren pasar, dan mengonfirmasi trade breakout. Misalnya berasal dari indikator volume atau on balance volume (OBV), dimana besaran volume mewakili perubahan harga.
Indikator Dalam Forex Yang Sering Digunakan Trader
- Moving Average (MA). Alasan mengapa indikator ini jadi favorit para trader adalah dikarenakan kesederhanaan dan kemudahan dalam penggunaanya. Hanya bersama manfaatkan sebagian garis MA, trader dapat menyadari situasi uptrend maupun downtrend.
- MACD (Moving Averages Convergence Divergence). Indikator ini menolong trader saat Open posisi. Sinyal buy dalam MACD umumnya ditangkap saat fast length (periode 12) memotong slow length (periode 26) dan bergerak ke atas, namun sinyal sell saat fast length memotong slow length dan bergerak turun.
- RSI (Relative Strength Index). Kemudahan menyadari situasi overbought atau oversold terhadap saat tren sedang berjalan jadi alasan segi ini difavoritkan para trader.
- OBV (On Balance Volume). Meskipun jarang digunakan, tetapi sebagian trader percaya jikalau kenaikan harga pasar dapat diikuti oleh naiknya On Balance Volume (OBV), begitupun sebaliknya.