Apa Itu Dew Point: Suhu Serta Pemanfaatannya Pada Teknologi

Segarnya awal hari, diiringi embun pagi. Walaupun tidak selalu muncul, tapi embun adalah peristiwa identik dengan pagi yang dingin, brr… Banyak dari kita tentu tahu, embun adalah berubahnya “uap air” dari gas menjadi cair, tapi sebenarnya kapan teknisnya peristiwa ini terjadi? Jika pada peristiwa membeku kita mengenal 0° Celsius sebagai titik beku, maka untuk berembun dikenal istilah dew point, apa itu?

Dew Point, sesuai arti harfiahnya berarti titik embun. Mari kita bahas tentang apa, bagaimana, dan pemanfaatan fenomena ini dalam teknologi. Yuuk!

Pengertian Dew Point

Dew Point adalah titik suhu dimana udara pada suhu tersebut berada pada ambang berubah menjadi cair. Jika udara menempel pada suatu benda yang suhunya dingin, cukup dingin hingga udara yang menempel tersebut mencapai suhu Dew Point, maka udara akan berubah menjadi air atau disebut juga kondensasi.

Embun
Embun pada gelas

Jika kalimat di atas dirasa terlalu rumit, maka mari kita visualisasikan segelas es teh manis yang tadi siang kita minum di warteg. Gelas yang awalnya bersuhu normal (suhu ruangan) kemudian di isi dengan air teh dan es batu, menyebabkan gelas menjadi dingin. Udara di sekitar gelas yang tadinya hanya melayang-layang bebas, kini merasakan perubahan suhu menjadi dingin. Cukup dingin sehingga udara mencapai suhu titik embun, dan berubah menjadi air.

Jadi, embun yang menempel di sisi luar gelas bukanlah berasal dari air yang ada di dalam gelas merembes keluar, melainkan berasal dari udara bebas di sekitaran sisi luar gelas yang berubah menjadi air. Jika udara mencapai suhu embun tanpa kontak dengan benda apapun, maka disebut sebagai kabut.

Berapa suhu Dew Point?

Suhu Dew Point sangat bergantung pada kelembaban udara di lingkungan tersebut. Jadi, daerah kering berkelembaban udara rendah seperti gurun akan memiliki suhu embun lebih kecil, dibandingkan dengan daerah berkelembaban tinggi seperti pinggir sungai.

Sebagai bayangan, gurun sahara memiliki Dew Point 12,7° Celsius, sementara Jakarta adalah 24,4° Celsius. Berarti es teh di gurun sahara membutuhkan jauh lebih banyak es sebelum gelasnya mengeluarkan embun.

Berikut adalah tabel suhu Dew Point selengkapnya:

Suhu Dew Point Kelembaban Udara
Diatas 26 °C 73% atau lebih tinggi
24–26 °C 62–72%
21–24 °C 52–61%
18–21 °C 44–51%
16–18 °C 37–43%
13–16 °C 31–36%
10–12 °C 26–30%
Dibawah 10 °C 25% atau lebih rendah

Note: Semakin kecil persentase kelembaban udara, berarti semakin kering.

Pemanfaatan Dew Point pada Teknologi

Film The Martian menghasilkan air dari udara
Film The Martian menghasilkan air dari udara

Bagi anda yang telah menonton film The Martian (dibintangi oleh Matt Damon), tentu tahu bagaimana cara si karakter utama “membuat” air dari udara untuk bercocok tanam di Mars. Tentu saja film ini adalah fiksi, tapi teknologi tadi didasarkan pada fenomena ilmiah yang nyata.

Dengan “mengambil” air dari udara, maka kita bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan hidup dasar manusia yaitu minum dan sebagainya. Tentu ini sangat berguna untuk daerah dengan air yang sulit.

Proses AWG menghasilkan air
Proses AWG menghasilkan air

Alat elektronik yang bisa membuat air dari udara disebut sebagai Atmospheric Water Generator (AWG). Mirip dengan dehumidifier, AWG mengalirkan udara melewati semacam pipa kondensasi yang didinginkan agar udara mencapai suhu Dew Point dan kemudian berembun. Embun akan menetes ke bawah untuk kemudian ditampung.

Bedanya dengan dehumidifier, pada AWG Air yang ditampung tadi kemudian melewati proses purifikasi untuk memastikan tidak ada kuman atau bakteri agar air tersebut siap minum.

Salah satu produk AWG yang tersedia dipasaran adalah produk dari merek watergen. Produk mereka diklaim mampu memproduksi air minum hingga 15 liter sehari, hampir setara dengan 1 galon air. Dan air ini muncul hanya dari udara, waah ajaib yah, seperti sulap!

Demikian ulasan kami kali ini, baca juga artikel menarik kami mengenai Relative Humidity untuk pembahasan lebih lanjut mengenai topik udara. Semoga bermanfaat, ciao.

Related posts