caramesin.com-Kendaraan listrik diharapkan menjadi alat transportasi yang ramah lingkungan di masa depan. Tapi apakah ada kekurangan mobil listrik sama sekali? Tentu saja, para peneliti masih menemukan banyak kendala dalam pengembangan kendaraan listrik.
Young People’s Trust for the Environment, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Inggris yang telah bekerja pada isu-isu lingkungan sejak tahun 1982, menguraikan banyak kekurangan kendaraan listrik yang dapat menghambat pengembangan di masa depan.
1. bahan baterai langka
Baterai mobil listrik membutuhkan sejumlah besar lithium, logam paling ringan, sebagai bahan baku. Chili saat ini merupakan produsen lithium terbesar dengan 8.800 ton per tahun. Sumber lithium lainnya dapat ditemukan di Argentina dan Cina. Sedangkan Bolivia diketahui memiliki cadangan terbesar di dunia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bunga lapindo di Indonesia juga mengandung lithium yang dapat digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik.
2. Membuat mobil listrik menghasilkan lebih banyak emisi
Siapa sangka misi menciptakan mobil listrik yang ramah lingkungan ternyata lebih banyak mengeluarkan emisi. Memang, sebagian besar komponen bahan baku pembuatan mobil listrik berasal dari pertambangan, kegiatan yang sejauh ini dianggap paling merusak lingkungan.
Kemudian bahan mentah harus dimurnikan sebelum digunakan, yang pada gilirannya mengeluarkan lebih banyak gas rumah kaca. Efek yang sama terjadi saat membuat mobil berbahan bakar bensin atau solar. Saat membangun unit mobil, sekitar sepuluh ton karbon dioksida dapat dilepaskan.
3. Listrik masih dihasilkan dari energi kotor
Kendaraan listrik ramah lingkungan juga dipilih sebagai bahan baku kendaraan karena pengoperasiannya. Sayangnya, banyak negara masih bergantung pada batu bara dan sumber energi kotor lainnya untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik berbahan bakar batubara ternyata mengeluarkan 800-850 gram karbon dioksida per kilowatt-jam, sedangkan pembangkit listrik berbahan bakar gas bersih mengeluarkan 350-400 gram karbon dioksida per kilowatt-jam. Saat menggunakan energi terbarukan seperti panel surya atau turbin angin, sekitar 36 gram karbon dioksida dikeluarkan per kilowatt jam, dengan memperhitungkan emisi yang dihasilkan selama proses produksi. Oleh karena itu, jika mobil diisi dengan energi terbarukan, dampak lingkungan jauh lebih kecil daripada jika diisi dengan listrik dari pembangkit listrik tenaga batu bara.
4. Mobil Listrik Lebih Mahal
Harga pembelian mobil listrik lebih tinggi dari versi bensin atau diesel dari mobil yang sama. Namun, pengisian bahan bakar biasanya jauh lebih murah. Memperbaiki kendaraan listrik umumnya lebih murah karena hanya ada sedikit bagian yang bergerak dan tidak ada filter atau oli yang harus diganti. Satu-satunya bagian mahal dari kendaraan listrik adalah baterai.
5. Tidak dapat digunakan untuk mengemudi jarak jauh
Saat ini, kendaraan listrik dapat menempuh jarak rata-rata 100 mil atau 150 km hanya dengan sekali pengisian daya. Ini berarti bahwa jika kendaraan listrik akan diproduksi secara massal, lebih banyak stasiun pengisian harus dipertimbangkan. Selain itu, kecepatan mobil listrik masih lebih lambat dibandingkan mobil bensin.