caramesin.com-Kasus bullying di masyarakat saat ini semakin banyak. Perilaku ini memiliki dampak negatif yang kecil, baik terhadap pelaku bullying (pelaku) maupun terhadap bullying (korban). Oleh karena itu, kebiasaan bullying ini harus segera dihentikan.
Bullying adalah kekerasan fisik atau psikologis dari satu orang atau lebih dengan menyerang atau mengintimidasi orang lain. Perilaku kekerasan ini biasanya terjadi di lingkungan sekolah, sekolah umum dan inklusi, sekolah luar biasa atau sekolah luar biasa lainnya dan sering menimpa anak-anak atau remaja yang lebih rentan secara fisik dibandingkan teman sebayanya. Terkadang seorang pengganggu bisa berbohong kepada anak-anak dengan cara yang tidak diketahui orang lain.
Mengidentifikasi dampak dan perilaku anak korban bullying
Bullying tidak hanya terjadi ketika pelaku menganiaya korban secara fisik, seperti memukul, memukul, atau menendang. Bullying bisa terjadi tanpa kekerasan fisik, yaitu kata-kata seperti mengejek, menyebut nama yang merusak, memfitnah korban, atau mempermalukan lebih banyak orang.
Di era teknologi ini, bullying lebih sederhana, sering dikenal dengan cyberbullying. Penjahat hanya menggunakan media sosial untuk berbaur dengan korbannya, seperti menyebarkan teks, foto, atau video negatif-negatif tentang korban. Bullying memiliki banyak dampak negatif bagi korbannya, antara lain:
Ada penyakit mental seperti depresi, harga diri rendah, kecemasan, sulit tidur, keinginan untuk menyakiti diri sendiri, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri.
Jadilah pengguna narkoba.
Takut atau malas pergi ke sekolah.
Menurunnya prestasi belajar.
Berpartisipasi dalam kekerasan atau balas dendam. Misalnya, seorang pria yang diganggu oleh seorang wanita mungkin seorang misoginis.
Oleh karena itu, sebagai orang tua sebaiknya berhati-hati dalam melihat ciri-ciri perubahan perilaku anak, seperti kurangnya semangat untuk sekolah, keberhasilan belajar yang berkurang, atau nafsu makan yang menurun. Lihat juga perubahan lainnya, seperti:
Tiba-tiba kehilangan teman atau menghindari permintaan pertemanan.
Harta bendanya sering hilang atau rusak.
Saya kesulitan tidur. Kabur dari rumah.
Tampaknya stres ketika dia pulang dari sekolah atau setelah memeriksa ponselnya.
Mungkin ada luka di tubuhnya.
Jika sifat-sifat ini ada pada anak Anda, cobalah untuk berkomunikasi dengannya dari hati ke hati. Mulailah percakapan dengan lembut sehingga anak ingin mengungkapkan isi hatinya. Ajari dia cara menghadapi orang yang tidak sopan padanya, seperti menghindari pertemuan atau mengatakan, “Jangan sentuh aku.”
Hal lain yang perlu diingat adalah jangan belajar melawan atau melakukan kekerasan terhadap pelakunya. Tapi ajari dia untuk tetap kuat dan jangan beri kesempatan kepada para tiran untuk merasa menang karena mereka mampu mematahkan semangatnya. Juga, dorong diri Anda untuk tetap percaya diri dan bergaul dengan anak-anak baik lainnya.
Bagaimana cara menghentikan intimidasi?
Untuk menghentikan bullying, Anda dapat melakukan intervensi dengan pergi ke sekolah dan kemudian melaporkan orang yang menganiaya anak Anda. Dengan cara ini, dikelola langsung oleh sekolah dan dilaporkan kepada orang tua yang bersangkutan. Hama itu harus segera dihentikan. Membiarkan perilaku ini tidak terkendali dapat membahayakan anak-anak Anda dan generasi muda. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah bullying:
Menanamkan nilai moral sejak kecil.
Dorong anak untuk secara bersamaan mengevaluasi dan mengidentifikasi perbuatan baik dari tindakan yang tidak pantas untuk orang lain.
Jalin komunikasi yang baik dengan anak dan bimbing mereka dalam proses tumbuh kembang. Ajari anak bagaimana bersikap tegas, alias kuat, tapi selalu hormat, agar tidak mudah diganggu dan menjadi orang baik.
Anda juga dapat menasihati anak-anak Anda untuk berani melapor kepada guru jika mereka menghadapi perundungan.
Jika anak Anda tidak merasa bahwa mereka sedang berbicara tatap muka, mereka dapat menulis surat atau email kepadanya.
Jika anak Anda seorang pengganggu, ajaklah anak Anda untuk berdiskusi dan mencari tahu penyebabnya. Jelaskan kepada mereka bahwa ini bukanlah perilaku yang terpuji dan tidak dapat diterima. Orang tua dapat mengajak anak (baik pelaku maupun korban) untuk mendapatkan konseling agar dapat lebih mengarahkan pikiran dan perilakunya.
Dan yang tidak kalah pentingnya, berikan contoh yang baik untuk anak. Entah anak-anak berpikir atau tidak, mereka meniru orang tua mereka sebagai ukuran perilaku.
Dengan dukungan dan kerjasama orang tua dan guru, anak-anak dapat menikmati proses belajar di sekolah tanpa adanya bullying. Jika Anda khawatir bahwa bullying memengaruhi atau memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak.