7 Fakta Stunting pada Anak yang Perlu untuk Diketahui Oleh Setiap Orang Tua

caramesin.com – Kenali 7 Fakta Stunting pada Anak yang Perlu untuk Diketahui,Penting bagi publik untuk mengetahui kebenaran fitnah yang selama ini tidak dipahami.

Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan anak balita akibat kekurangan gizi kronis, sering terpapar penyakit infeksi, dan kurangnya stimulasi. Status kesehatan remaja, ibu hamil, gizi anak kecil, serta faktor ekonomi, budaya dan lingkungan seperti sanitasi dan akses ke layanan kesehatan terpengaruh.
Penyebab stunting adalah kurangnya gizi yang diterima anak sejak awal masa emas pertama kehidupannya, yaitu sejak usia (9 bulan 10 hari) hingga usia dua tahun. Stun akan terlihat pada anak-anak ketika mereka mencapai usia dua tahun, sedangkan rata-rata kualitas anak-anak lebih rendah dari anak-anak seusianya.

stunting

7 fakta tentang stunting

Sementara kasus pembayaran di Indonesia masih tinggi dan memprihatinkan. Ada banyak fakta tentang pembayaran yang harus Anda ketahui.

1. Jumlah anak tangga masih tinggi

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 yang dirilis Kementerian Kesehatan menyebutkan, angka aborsi di Indonesia semakin menurun.
Dulu, anak membayar hingga 37,2% pada Riskesdas 2013, turun menjadi 30,8% pada 2018. Meski begitu, jumlah anak stunting di Indonesia masih tinggi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan indikator negatif sebagai masalah jika jumlahnya lebih besar dari atau sama dengan 15%.

2. Itu bukan genetik

Ternyata, terlilit utang tidak disebabkan oleh faktor genetik. Malnutrisi merupakan masalah yang terjadi karena faktor gizi dan lingkungan.
Namun, yang diwariskan dari ibu atau ayah kepada anaknya adalah cara makan dan jenis makanan yang dimakan. Karena makanan yang dimakan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

3. Kontraksi perut muncul dari rahim

Padahal, kekurangan gizi penyebab stunting bisa terjadi begitu anak dalam kandungan.
Secara umum default diartikan sebagai “kesalahan” dalam menyediakan makanan yang dianggap kurang dari jumlah yang dibutuhkan.

4. 1000 hari takdir

Bertemu makanan bayi tidak cukup dalam semalam. Padahal, untuk mencegah keguguran, nutrisi yang tepat harus diberikan sejak awal kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Ini disebut 1000 hari pertama kehidupan. Selama ini merupakan masa kritis krisis pertumbuhan, termasuk pemutusan hubungan kerja.
Selama 1000 hari pertama, penting untuk memastikan si kecil mendapatkan kebutuhan dasarnya, termasuk nutrisi, kasih sayang, dan stimulasi.

5. Menyebabkan gangguan kesehatan

Pembayaran harus menjadi masalah yang patut mendapat perhatian khusus. Pasalnya, selain memiliki anak kecil, cercaan juga bisa menimbulkan masalah lain.
Masalah yang muncul akibat keterlambatan pertumbuhan adalah perkembangan yang tertunda, daya tahan tubuh yang lemah sehingga membuat anak lebih mudah sakit, daya tahan tubuh yang buruk, dan fungsi kognitif yang berkurang. Faktanya, gangguan makan yang serius dapat menyebabkan kematian bayi dan anak.
Stunting juga terkait dengan perkembangan otak dan IQ pada anak.

6. Risiko penyakit jangka panjang

Dalam jangka panjang, membayar juga bisa memicu penyakit berbahaya. Risiko penyakit yang menghancurkan seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, obesitas dan penyakit jantung meningkat pada anak kecil.

7. Pernikahan dini meningkatkan risiko herpes zoster pada anak

Menurut sebuah penelitian WHO, salah satu penyebab masalah logging di Indonesia adalah maraknya pernikahan dini di kalangan anak muda, bahkan anak-anak.
Hati-hati, remaja tetap membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan hingga usia 21 tahun. Misalnya, jika mereka menikah saat berusia 15 atau 16 tahun, tubuh ibu dan anak yang dikandungnya akan bersaing memperebutkan makanan.
Jika nutrisi ibu selama hamil tidak tercukupi, maka bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan berisiko tinggi mengalami keguguran. Ini adalah fakta telapak tangan yang harus diketahui orang dan penting untuk diperhatikan.

Related posts