Membaca waktu Kejadian
Saat wasit memberikan pukulan panjang yang menandakan akhir pertandingan, suasana masih bagus. Hanya saja para pemain Persebaya Surabaya langsung berlari ke ruang ganti untuk berhati-hati dengan kejadian yang tidak diinginkan tersebut. Sementara itu, pemain Arema FC turun di tengah permainan seperti biasanya. Mereka berniat memberikan penghormatan kepada Aremania yang memberikan dukungan penuh di Stadion Kanjuruhan meski final Singo Edan bakal kalah. Namun, saat itu Armenia sudah memasuki lapangan. Mereka tidak berperilaku buruk melainkan mendekati para pemain Arema FC. Beberapa memeluk Sergio Silva, yang lain berbicara dengan kapten tim Ahmad Alfarizi.
Langkah itu sebenarnya mengarah ke sesuatu yang lebih besar. Banyak orang Armenia menjadi korban. Menurut laporan, gas air mata ditembakkan ke pelabuhan dan meningkatkan ketakutan. Dari peristiwa tersebut, banyak korban berjatuhan karena para penggemar lainnya takut dengan situasi tersebut. Ada juga orang yang meninggal karena mati lemas akibat gas air mata. Menurut pantauan Bola.com, hampir di setiap jengkal ruangan di luar Stadion Kanjuruhan, terdapat Aremania yang berkeliaran. Beberapa dari mereka tidak lagi bernapas. Pada pukul 23.40, banyak korban tergeletak di pinggir lapangan dan di pintu keluar. Begitu banyak orang terluka sehingga staf medis saat ini tidak dapat merawat mereka semua, dan akhirnya beberapa orang yang terluka tidak dirawat. Selain itu, dua kendaraan polisi rusak dan jatuh di Kompleks Olahraga Kanjuruhan.