Crossing Saham | Ini Pengertian dan Konsekuensi

Crossing Saham | Ini Pengertian dan Konsekuensi

caramesin.com – Crossing stock adalah istilah yang untuk alasan yang tidak diketahui berkali-kali terdengar di bulan-bulan membuka jalan ke laporan tugas. Persoalan yang tak terhindarkan adalah, apa sebenarnya arti istilah itu, seberapa pentingkah istilah itu di pasar modal?

Kami akan rangkum berdasarkan berbagai sumber sehingga menjadi pengetahuan kami sebagai investor di pasar modal. Idealnya bisa bermanfaat.

Pengertian Crossing Saham

Menyeberang sebenarnya dalam bahasa Inggris berarti crossing. Namun, dari segi saham, bisa berarti cara transaksi dua investor yang berada di bawah naungan satu sekuritas atau satu dealer.

Namun, transaksi stock crossing tidak terjadi di pasar adat, melainkan di pasar diskusi. Sehingga nantinya tidak menghambat harga pasar saham yang ada. Sumber di sini.

Transaksi ini sering diselesaikan untuk kepentingan investasi masing-masing pihak dalam jumlah yang dalam banyak kasus cukup besar dan sering muncul di berita.

Syarat Crossing Saham

Jika terjadi kesepakatan untuk melakukan crossing saham, maka para pihak harus mencantumkan beberapa hal

  • Nama saham
  • Harga
  • Volume
  • Waktu dan mekanisme transaksi
  • Metode pemindahbukuan efek

Mekanisme Transaksi Crossing

Jika mengacu pada payung hukum undang-undang tidak resmi nomor 12 tahun 2004, maka ada beberapa aturan yang harus diperhatikan.

Pertama, ada investor An dan B yang menjadi organisasi sekuritas yang sama. Keduanya kemudian melakukan kesepakatan jual beli saham.

Jika disetujui, misalnya 20.000 lot, maka akan menghubungi agen, atau dealer. Nantinya agen akan mengajukan permintaan perdagangan agar transaksi ditutup tanpa ada orang lain. Jadi biasanya disinggung sebagai self-closing.

Pemicu Transaksi Tertutup

Kami mendapat data dari kas bahwa pemicu transaksi tertutup ini adalah capital gain. Ini tak terbantahkan sangat menarik.

Cukup, ketika Anda mendapatkannya di pasar adat, biayanya bisa Rp. 500, tetapi ketika Anda mendapatkannya di pasar diskusi, itu bisa jauh lebih rendah hingga Rp. 400. Sehingga secara konsekuen mendapatkan tambahan modal jika mengacu pada standar biaya pasar.

Juga perkiraan kenaikan harga saham yang akan terus meningkat dari sekarang. Ini akan meningkatkan bagian dari keuntungan modal yang diperoleh dalam beberapa tahun berikutnya.

Namun, itu bisa menjadi transaksi penyeberangan saham dengan biaya luar biasa, atau di atas biaya biasa. Ini bisa terjadi. Mungkin pembeli berpikir bahwa nasib akhir dari saham tersebut sangat brilian.

Manfaat Informasi bagi Ritel

Mengenai lintas data, apa manfaatnya bagi kami sebagai pengecer sejati? Pertama, kalau ada stock crossing, biasanya ada publikasi, jadi ingat untuk memeriksa biayanya.

Jika harga di bawah nilai normal, biasanya juga ada dampak psikologis bahwa harga saham di pasar masih mahal, sehingga berpotensi turun. Kami rasa ini cukup menegangkan.

Saat ini yang menarik adalah ketika ada stock crossing jika harga di atas hal tersebut saat ini sedang diwaspadai. Biasanya jika hal ini terjadi maka ada potensi kenaikan harga saham.

Efek Crossing vs Right Issue

Namun dampak stock crossing tidak sekuat data biaya rights issue. Seperti yang ingin kami pikirkan, data transaksi tertutup pada perdagangan hampir tidak berdampak pada pasar standar psikologis.

Sementara itu, rights issue memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap harga saham. Ingat kasus Bank Mayapada yang pernah memimpin Right Issue dengan biaya Rp. 400, sedangkan di pasar adat utara 4.000. Saat ini harga saham adalah 500 perak. Selami Mayapada lebih dalam di sini.

Related posts