Akibat Budaya Kerja Berlebih, Jepang Ciptakan Kotak Tidur Berdiri

caramesin.com – Akibat Budaya Kerja Berlebih, Jepang Ciptakan Kotak Tidur Berdiri,Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang dikenal dengan kebiasaan bekerja keras bahkan cenderung boros. Bahkan seluruh perusahaan terbiasa berjalan sangat cepat dan tergesa-gesa.

tempat tidur berdiri

Selain itu, karena banyaknya pekerjaan, orang Jepang juga terbiasa membeli makanan instan dari supermarket. Budaya serba cepat berarti banyak pekerja di negara bunga sakura ini tidak bisa tidur nyenyak.

Menurut penelitian, waktu tidur yang ideal untuk remaja usia 14-17 tahun adalah 8-10 jam sehari. Dewasa muda berusia 18-25 tahun memiliki waktu 7-9 jam sehari. Orang dewasa berusia 26-64 tahun bekerja 7-9 jam sehari. Lansia di atas 65 7-8 jam sehari.

Karena kemajuan teknologi di Jepang, dua perusahaan Jepang telah bekerja sama untuk membuat “lemari tidur” yang dapat membantu mengatasi kelelahan dan kurang tidur di antara orang-orang karena terlalu banyak bekerja.

Diberitakan Oddity, Sabtu (23/7), Itoki Corporation dan Koyoju Gohan yang ahli di bidang furniture dan kayu menandatangani perjanjian lisensi untuk memproduksi “meja samping tempat tidur” ini. Inovasi baru ini berupa kotak tidur vertikal yang memungkinkan pekerja datang dan menggunakannya untuk tidur sambil berdiri. Kotak tidur vertikal ini juga dilengkapi dengan elektronik super canggih yang dirancang untuk menopang kepala, lutut, dan tubuh bagian belakang, membuat tubuh lebih rileks dan tidak nyeri tanpa khawatir jatuh.

tempat tidur berdiri

Penciptaan “kasur vertikal” ini juga mencerminkan fakta bahwa pekerja Jepang sering kelelahan karena kurang tidur. Saat dieksekusi, kotak ini nantinya akan diaplikasikan di mana-mana, seperti toilet, kereta api atau kantor.

“Ada banyak orang di Jepang yang mengunci diri di toilet untuk sementara waktu, itu tidak sehat bagi saya. Lebih baik mereka tidur di tempat yang lebih nyaman,”

“Saya rasa banyak orang Jepang bekerja tanpa henti atau istirahat. Kami berharap perusahaan dapat menggunakan alat ini sebagai cara yang fleksibel untuk bersantai,” jelas Saeko Kawashima, direktur komunikasi Itoki.

Namun, tampaknya beberapa netizen internasional masih meragukan ide tersebut, serta keamanan dan kenyamanan inovasi baru Jepang ini. Beberapa komentar menyarankan bahwa itu adalah “budaya paksaan” yang perlu dibatasi, daripada gagasan tidur sambil berdiri.

Related posts